Penghapusan perdagangan budak yang mewarnai revolusi di Perancis dan Haiti pada tahun 1800-an menjadi tanda munculnya pasar dunia dalam skala besar. Di Asia Selatan dan Asia Tenggara, perdagangan berorientasi pada produksi pertanian, seperti tembakau, indigo, gula, kopi, dan teh. Sistem produksi komoditas barang tersebut telah dikembangkan sebagai sistem perkebunan yang didasarkan pada perbudakan di kalangan penduduk koloni yang dikuasai Inggris dan Belanda.
Perkebunan tidak dapat dengan mudah disederhanakan, baik untuk memperoleh tanah, rekrutmen tenaga kerja yang sesuai dengan budaya lokal, maupun sistem politik serta kondisi ekologi. Sementara itu, pada waktu yang bersamaan, pemindahan juga didasarkan atas peminjaman atau duplikasi sistem pemerintahan, kontrol politik, dan rezim tenaga kerja dari bagian lain di dunia ini.
Keseluruhan hal itu bertolak belakang dengan istilah perubahan sosial dan ekologi. Sementara perubahan status produk-produk tropis dari barang mewah ke barang konsumsi massa di Eropa berdampak pada pola konsumsi. Berangkat dari hal tersebut, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, menggandeng Institut Sejarah Indonesia (InSI), dan The International Institute of Social History (IISG), Belanda, menyelenggarakan workshop bertajuk “Plant, People, Consumption, and Works: The Social History of Cash Crops in Asia 18 th-20th Century”.
Dalam kesempatan itu dibahas jalan untuk membangun perbandingan dan hubungan pada perubahan hubungan tenaga kerja yang berdampak pada sistem sosial dan ekologi. Selain itu, diulas juga tentang perkembangan rantai komoditas dan perubahan pola konsumsi yang terjadi, termasuk gaya hidup. Workshop akan membedah pula bagaimana kedua pemerintah kolonial saling berhubungan dalam memperkenalkan, memproduksi, dan memelihara komoditas-komoditas untuk pasar dunia dalam kaitannya dengan India dan Indonesia, juga antara Asia, Eropa, dan Amerika.
Workshop digelar selama tiga hari, 13-15 Agustus 2009, bertempat di Ruang Sidang I, FIB UGM, dengan pembicara dari UGM, IISG, London University, LIPI, SOAS, Delhi University, dan Universitas Negeri Jember. (Humas UGM/Ika)