Angka kematian bayi di negara-negara berkembang hingga saat ini masih cukup tinggi, khususnya pada fase neonatal, yakni pada bayi berusia kurang dari 1 bulan. Setiap tahun, terdapat sekitar 10 juta anak berusia di bawah lima tahun meninggal dan kurang lebih 37%-nya meninggal pada tahap neonatal.
Pada tahun 2000 hingga 2003, WHO memperkirakan kematian pada anak lebih banyak disebabkan oleh pneumonia (19%), diare (17%), dan malaria (8%). Sementara 4 juta anak yang meninggal pada tahap neonatal disebabkan oleh gangguan pernafasan (23%), kelainan bawaan (7%), dan infeksi (36%). Di samping penyebab tersebut, kematian pada bayi, khususnya pada tahap post-neonatal, adalah akibat kurangnya asupan nutrisi.
Meningkatkan kesehatan ibu hamil, proses kelahiran, dan perawatan bayi baru lahir merupakan beberapa cara yang dapat menekan risiko kematian para bayi tersebut. Pada daerah yang sulit untuk mengakses fasilitas kesehatan, proses persalinan masih banyak dilakukan di rumah yang kebanyakan kurang diperhatikan perawatannya. Dalam hal ini, keberadaan bidan desa menjadi sangat penting untuk membantu persalinan tersebut.
“Keberadaan bidan desa pada daerah yang sangat sulit mengakses fasilitas kesehatan, menjadi penting untuk memberikan penanganan pada saat proses melahirkan maupun perawatan bayi pasca kelahiran serta meminimalisir angka kematian bayi,” kata Ranjan Sharestha, staf pengajar University of Montana, Kamis (13/8), di Gedung Magister Studi Kebijakan (MSK) UGM.
Dalam seminar yang mengangkat tema “Program Bidan Desa dan Kematian Bayi di Indonesia”, dikatakan Ranjan bahwa penanganan proses persalinan, perawatan pasca melahirkan, dan perawatan bayi dengan menggunakan bantuan bidan desa dirasa lebih efektif dibandingkan dengan persalinan menggunakan jasa dukun melahirkan. Kehadiran bidan desa juga memegang peran yang cukup penting dalam meminimalisasi kejadian infeksi tetanus pada bayi. Hal itu dimungkinkan karena penggunaan peralatan yang steril saat membantu proses persalinan.
Keterlibatan bidan desa, lanjut Ranjan, mampu memberikan efek pasca kelahiran bayi, dengan memberikan penanganan kesehatan, mempromosikan vaksinasi, dan menyediakan sejumlah informasi tentang nutrisi yang diperlukan oleh bayi kepada para orang tua.(Humas UGM/Ika)