Dua alumni Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), berhasil menerima beasiswa Arryman untuk melanjutkan studi S2 sekaligus S3 di Department of Economics, School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London. Mereka adalah Alifia Marina Syarfi alumnus program IUP 2019 dan Christian Tangkere alumnus program sarjana reguler angkatan 2018.
Beasiswa Arryman merupakan beasiswa yang dihasilkan dari kolaborasi antara Indonesian Scholarship and Research Support Foundation (ISRSF) dan SOAS University of London. Beasiswa ini ditujukan untuk mendukung calon-calon akademisi muda Indonesia yang berprestasi dan memiliki kemauan untuk melanjutkan studi program magister hingga doktor di SOAS University of London.
Alifia mengaku sangat bersyukur terpilih menjadi salah satu penerima beasiswa Arryman. Selain menawarkan beasiswa untuk melanjutkan studi di SOAS University of London yang merupakan universitas terbaik ketiga dunia di bidang Development Studies menurut QS University Rankings 2024, beasiswa Arryman ini merupakan beasiswa spesial yang menawarkan studi S2 dan S3 sekaligus. Tak hanya itu, beasiswa Arryman menawarkan kesempatan pekerjaan menjadi peneliti di salah satu universitas yang tergabung dalam konsorsium Institutes For Advanced Research (IFAR).
Alifia menceritakan ia berhasil lolos mendapatkan beasiswa Arryman lewat satu kali pengajuan. Ia pun membagikan tips bagi mahasiswa yang akan mengajukan beasiswa ini yaitu dengan menyorot kapabilitas dan minat di bidang ekonomi pembangunan dan titik-titik spesifik dalam bidang ini yang menjadi spesialisasi diri. ”Apapun mimpi baik kalian, aku berharap kalian menikmati setiap prosesnya dan fokus pada kemajuan diri bukan orang lain,” ujar Alifia yang pernah bekerja sebagai konsultan di proyek Asian Development Bank.
Sebelumnya, Alifia telah menempuh pendidikan Master of Science (MSc) in International Development di The University of Edinburgh pada September 2023 – August 2024. Kala itu ia melanjutkan studi S2 dengan menggunakan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kemenkeu RI. Meski telah meraih gelar master dari The University of Edinburgh, Alifia tertarik kembali mengambil S2 kembali untuk lebih memperdalam keilmuan tentang ekonomi dalam pembangunan dari sisi yang berbeda.
Alifia mengaku siap untuk kembali melanjutkan studi S2-S3 sekaligus karena telah mendapatkan bekal Agility Skill selama berkuliah di FEB UGM. Kemampuan beradaptasi ini diperoleh terutama dari pengalaman saat menjalani berbagai international exposure program di masa pandemi Covid-19. Selama pandemi ia mengambil summer programmes secara daring di tiga universitas yang berada di Jerman, Austria, dan Singapura.
Ketika ditanya tentang rencana selepas lulus studi S2-S3, Alifia menyampaikan keinginan menjadi peneliti di salah satu universitas partner IFAR yaitu Monash University, Indonesia di bagian riset kebijakan publik. Dengan bergabung pada divisi riset kebijakan publik, Alifia memandang akan mempermudah dirinya untuk berkontribusi dalam bidang, politik, ekonomi, serta ekonomi politik.
“Setelah berkontribusi pada IFAR, saya memiliki impian untuk mulai eksplorasi karir di bidang pembuatan kebijakan untuk melanjutkan kontribusi saya dalam mengimplementasikan bukti akademia di kehidupan nyata sebagai praktisioner di NGO atau International Organisations,” tuturnya.
Sementara Christian Tangkere saat dihubungi dalam kesempatan terpisah mengatakan motivasi melanjutkan studi untuk mendukung langkahnya yang bercita-cita menjadi akademisi. Ia yakin dengan mengambil studi lanjut dapat memperbesar peluang baginya berkembang sebagai peneliti yang produktif serta berkontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu-ilmu sosial. Setelah lulus S1, Christian sempat bekerja sebagai research associate dan asisten dosen di FEB UGM hingga Mei 2024.
Christian mengaku perjalannya meraih beasiswa Arryman tidaklah mudah. Christian lolos mendapat beasiswa setelah mengalami dua kali penolakan. “Penolakan sebanyak dua kali ini tentu mempengaruhi keyakinan diri saya akan kemampuan saya untuk sukses di dunia akademik. Meskipun demikian, dukungan dari para dosen dan rekan-rekan asisten di FEB UGM membuat saya tetap persisten. Saya pun yakin bahwa beasiswa ini cocok dengan aspirasi saya untuk berkarya di dunia akademisi,” urainya.
Menurut Christian, beasiswa Arryman sangatlah bergengsi karena menawarkan dua kesempatan yang langka. Pertama, beasiswa ini memberikan pendanaan studi S2 dan S3 sekaligus. Kedua, beasiswa ini menyediakan iklim penelitian yang kondusif pasca studi melalui penempatan di universitas-universitas konsorsium mitra ISRSF.
Reportase : Kurnia Ekaptiningrum/Humas FEB
Editor : Gusti Greheson