Setelah genap tujuh hari, berakhirlah masa keikutsertaan keduabelas mahasiswa asal Ehime University, Jepang, dalam program KKN yang dilaksanakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM. KKN yang diikuti para mahasiswa asing tersebut dimulai pada 5 Agustus lalu dan berakhir pada 14 Agustus. Mereka mempelajari pertanian organik di Salam, Magelang, dan pemanfaatan biogas di Piyungan, Bantul.
Wakil Dekan Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia, FTP UGM, Ir. Suharno, M.Eng., M.Eng.Sc. , mengatakan keikutsertaan mahasiswa Ehime University dalam KKN menunjukkan input yang baik untuk pengembangan program KKN ke depan. Hal ini terlihat dari hasil KKN yang dipresentasikan. Dengan demikian, dapat direncanakan secara lebih baik lagi untuk pengembangan program KKN mahasiswa Ehime selanjutnya.
“Dari Ehime sendiri cukup terkesan dengan program KKN ini. Dengan kesan yang baik dari program KKN ini, diharapkan akan berlanjut pada kerja sama antara UGM dan Ehime University,” ujarnya di Ruang Sidang LPPM UGM dalam acara penutupan program KKN bagi mahasiswa Ehime University, Jepang, Selasa (18/8).
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Prof. Ruth Vergin selaku International Affairs Ehime University. Vergin mengharapkan adanya kerja sama yang kontinu dalam bidang pengabdian ilmu pengetahuan kepada masyarakat melalui program KKN. Harapan-harapan saat rombongan dari Ehime University datang, yakni untuk dapat menambah pengalaman, baik tentang budaya masyarakat Jawa, keilmuan, dan pemahaman mengenai pentingnya upaya menjalin komunikasi antar budaya yang berbeda, tampaknya sudah dapat terpenuhi. Hal ini terlihat dari kesan para mahasiswa saat diminta komentarnya di acara penutupan program KKN tersebut.
Manabe Sayaka (21) menyampaikan kesan bahwa orang Indonesia sangat ramah dan memiliki budaya yang cukup unik. “Saya tidak akan tahu semua hal itu kalau tidak ikut KKN ini. Saya benar-benar terkesan dengan berbagai hal yang saya temui selama di lapangan sehingga ingin rasanya untuk kembali lagi ke sana, bahkan sempat terbersit pula untuk menimba ilmu di sini (UGM),” tuturnya.
Komentar juga meluncur dari Sakamoto Takaaki (20), yang menyatakan sangat terkesan melihat kehidupan beragama orang Indonesia, khususnya umat Islam. “Mereka saya lihat rajin beribadah dan berdoa. Hal ini sangat berbeda dengan di tempat saya, Jepang, di mana kebanyakan tidak beragama,” katanya. (Humas UGM)