Untuk menjadi institusi yang mandiri dan berkualitas internasional, dalam pembelajaran tingkat diploma, Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah mengembangkan sekolah vokasi. Pengembangan perlu dilakukan karena saat ini, khususnya di pasar kerja nasional, masih terdapat dua macam kesenjangan dalam hal ketersediaan tenaga ahli madya.
Kesenjangan yang pertama adalah karena institusi-institusi pendidikan masih belum cukup banyak mencetak para ahli madya. Sementara kesenjangan kedua adalah masih belum cukup tersedianya ahli madya yang berkualitas internasional. Kedua kesenjangan tersebut menyebabkan banyak sekali posisi atau jabatan level madya pada berbagai perusahaan dan institusi tidak diisi oleh tenaga berkemampuan profesional yang sesuai.
“Hal tersebut di satu sisi membuka peluang bagi kita untuk mengembangkan sekolah vokasi dan di sisi lain lain lulusan program diploma Universitas Gadjah Mada berpeluang besar mendapatkan posisi yang baik dan yang sesuai dengan keahliannya,” kata Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., saat melepas 547 lulusan ahli madya UGM di Grha Sabha Pramana, Kamis (20/8).
Menurut Rektor, tujuan utama meningkatkan program diploma dalam manajemen sekolah vokasi adalah agar bangsa Indonesia mampu meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian, para ahli madya sebagaimana yang dikehendaki bangsa ini semakin terampil dan mempunyai nilai tambah di berbagai jenis sumber daya. Para ahli madya diarahkan untuk bekerja terampil berbasis ilmu pengetahuan agar nilai tambah yang diberikan pada bahan dikerjakan melalui sistem yang efektif, efisien, dan produktif.
“Mereka saya yakin akan memberikan nilai tambah setinggi mungkin yang dapat dicapai. Dengan demikian, produk bangsa akan semakin banyak yang masuk dan lancar pada pasaran nasional maupun internasional,” tutur Rektor.
Lulusan program diploma juga diarahkan untuk menguasai sistem produksi, melakukan kegiatan pemasaran dengan baik, menyelenggarakan sistem manajemen finansial yang efektif dan efisien, serta memiliki sistim pelayanan yang bermutu, yakni pelayanan yang dilakukan secara baik ke arah nasional maupun global di semua jenis kegiatan, pelayanan informasi di perpustakaan, fasilitas umum, dan berbagai pelayanan khusus menggunakan keterampilan tenaga profesional berilmu berbasis keterampilan.
“Itulah jalan maju yang menjadi harapan bangsa kita saat ini. Di banyak lini kegiatan kerja di Indonesia, ruang perbaikan kerja tersebut betul-betul masih sangat diperlukan. Oleh karena itu, sungguh besar harapan UGM terhadap karya-karya Saudara di masa depan untuk memperbaiki lingkungan kerja Saudara dalam posisi apapun juga,” ujar Rektor.
Dengan diwisudanya 547 ahli madya hari ini, UGM telah meluluskan 202.781 orang. Mereka terdiri atas 28.783 lulusan program diploma, 130.365 lulusan program sarjana, 41.263 lulusan program magister, 1.269 lulusan program spesialis, dan 1.101 lulusan program doktor. Lama studi rata-rata wisudawan ahli madya kali ini adalah 3 tahun 2 bulan. Tercatat sebagai lulusan termuda adalah Heri Kurniawan dari Fakultas Kedokteran Hewan, yang genap berusia 18 tahun 6 bulan 13 hari. Sebanyak 47 lulusan berhasil lulus dengan predikat cumlaude dan indeks prestasi kumulatif tertinggi, yakni 3,91, diraih oleh Besti Pramesti, lulusan Fakultas Ilmu Budaya. (Humas UGM)