Universitas Gadjah Mada (UGM) mendesak pemerintah untuk tidak menunda pemilu legislatif 9 April mendatang, baik di sebagian maupun seluruh wilayah Indonesia. Menurut Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., penundaan akan berdampak buruk bagi pelaksanaan tahapan pemilu yang telah lama dirancang.
“Secara filosofis dan praktis, ini sudah lama dirancang tahapannya oleh pemerintah sehingga jika ditunda akan berdampak buruk dan mengganggu tahapan pemilu,” ujar Rektor saat menyampaikan “Pesan Pimpinan UGM dalam Mewujudkan Pemilu Legislatif 2009 yang Berkualitas Terpuji” di Ruang Rektorat UGM, Selasa (31/3).
Didampingi oleh Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia (Prof. Ainun Na’im, Ph.D.), Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha (Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D.), dan Kepala Bidang Humas dan Keprotokolan UGM (Drs. Suryo Baskoro, M.S.), Rektor menegaskan penundaan pemilu tidak akan bagus bagi pembelajaran generasi muda karena pemerintah dapat dianggap tidak konsisten dan tidak cakap menyukseskan pemilu. Di samping rawan dengan gangguan ketertiban dan keamanan, ketika pemilu ditunda juga akan menimbulkan pemborosan anggaran. “Penundaan menjadikan anggaran negara menjadi tidak hemat dan boros karena nantinya dibutuhkan tenaga dan anggaran ekstra,” tuturnya.
Dalam pesan menjelang pemilu legislatif yang juga didukung oleh Majelis Wali Amanat (MWA), Majelis Guru Besar (MGB), dan Senat Akademik (SA) UGM ini, diimbau agar seluruh masyarakat menggunakan hak pilihnya dan tidak golput. Masyarakat diharapkan berperan aktif untuk memilih caleg atau parpol yang memang benar-benar dapat dipercaya untuk menyampaikan amanat sesuai dengan hati nuraninya.
Rektor mengatakan, “Sebagaimana sudah dilontarkan banyak tokoh dan pengamat, UGM menilai golput juga tidak akan menyelesaikan masalah. Untuk itu, masyarakat setidaknya memilih calon atau parpol yang bisa dipercaya mengemban amanat sesuai hati nurani sehingga ke depan bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat lebih baik lagi.”
Enam butir pesan dibacakan oleh Rektor dalam kesempatan tersebut. Pertama, UGM menyerukan kepada seluruh anak bangsa untuk membangun solidaritas bersama, bersinergi menyelesaikan berbagai persoalan bangsa dengan aktualisasi positif Pancasila dan UUD 1945 serta aktualisasi makna Bhinneka Tunggal Ika.
Kedua, UGM meminta agar pemerintah dan DPR tepat waktu menyelesaikan rancangan perundang-undangan yang diperlukan untuk solusi nyata urusan jangka sangat mendesak dan menunda pengesahan RUU yang masih menimbulkan kontroversi untuk mendapatkan konsultasi publik seluas-luasnya pada tahun 2010.
Ketiga, UGM mengimbau segenap komponen bangsa menyikapi pemilu legislatif dan pemilihan presiden dengan mengendalikan ambisi dan emosi, menjernihkan nurani dalam perjuangan bermartabat, berkeadaban, berorientasi kemanfaatan dan kebahagiaan manusia.
Keempat, UGM mengharapkan sinergitas para pemimpin di semua bidang dan lapisan untuk bersikap profesional membentuk jalinan optimal mengokohkan kedaulatan ideologi bangsa untuk menciptakan pengetahuan bersama yang menjamin solusi persoalan dengan dasar Pancasila dan ilmu pengetahuan serta menyelesaikan urusan bidang hukum, politik, dan ekonomi sebagai tiga simpul strategis konteks kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa mendatang.
Kelima, UGM juga berharap para pihak pembuat keputusan tidak menunda pemilu, baik di sebagian maupun seluruh wilayah Indonesia, sebagai langkah terpuji.
Keenam, UGM mengajak warganya dan warga masyarakat untuk mendukung aktualisasi Maklumat Akademik 9 Januari lalu, menggunakan hak pilih yang dilandasi nurani, jernih, jujur, tertib, damai, dan bersih dari noda-noda perilaku tidak terpuji serta melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Humas UGM/Gusti Grehenson)