Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pustek) UGM tengah melakukan kajian untuk mengembangkan model penyelenggaraan ekonomi kerakyatan di desa-desa di seluruh Indonesia, dimulai dari desa miskin di sekitar hutan Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta. Pernyataan tersebut disampaikan Anjar Priono, S.E., M.Si., salah satu anggota tim peneliti Pustek UGM, dalam seminar bulanan di kantornya, Jumat (27/3).
Didampingi dua anggota tim lainnya, Drs. Putut Indriyono dan Istianto Ari Wibowo, S.E., lebih jauh Anjar menjelaskan program model desa inkubator ekonomi kerakyatan. Program bertujuan untuk mendorong penyelenggaraan ekonomi kerakyatan di tingkat basis desa berdasarkan potensi, masalah, dan strategi. Potensi, masalah, dan strategi yang dimaksud terkait dengan aspek produksi, konsumsi, distribusi, dan alokasi penguasaan faktor-faktor produksi desa serta kelembagaan ekonomi.
“Model ini diharapkan dapat diterapkan pada desa-desa di Indonesia dengan kontekstualitas kondisi dan masalah tingkat lokal,” jelas Anjar. Menurutnya, ketiadaan model operasional ekonomi kerakyatan di tingkat lokal menjadi masalah di tengah-tengah ketidakadilan, kemiskinan, dan pengangguran dewasa ini. Beberapa pelaku ekonomi rakyat di desa kini menghadapi masalah karena minimnya kepemilikan faktor produksi, di samping kesulitan akses pasar.
“Banyak daerah, bahkan partai politik secara eksplisit menyatakan ekonomi kerakyatan sebagai bagian dari visi, misi, dan strategi pembangunannya. Namun, belum ada suatu model ideal yang menjadi ukuran penyelenggaraan ekonomi kerakyatan di tingkat desa,” imbuhnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson