• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Negara dan Pasar Diuntungkan dari Program Perumahan Rakyat

Negara dan Pasar Diuntungkan dari Program Perumahan Rakyat

  • 28 Januari 2013, 14:04 WIB
  • Oleh: Satria
  • 4587
Negara dan Pasar Diuntungkan dari Program Perumahan Rakyat

Negara dan pasar saling memanfaatkan perumahan rakyat utk kepentingan masing-masing. Negara yang ingin menunjukkan legitimasi kekuasaan melalui program pro rakyat telah menciptkan konteks bagi pasar uang untuk bergerak di bidang perumahan rakyat. Sementara itu, kapital global yang memerlukan sumber baru untuk akumulasi kapital mendapat kesempatan utk menyerap kantong masyarakat kelas bawah melalui investasi ‘mortgage-based securities’ dari perumahan rakyat di pasar modal.

“Proses ini tidak selalu merugikan masyarakat di sektor formal yg memenuhi syarat perbankan karena memperluas hak mereka atas perumahan,”papar Abidin Kusno dalam bedah buku karyanya yang berjudul Politik Ekonomi Perumahan Rakyat Utopia Jakarta di Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM, Senin (28/1).

Abidin Kusno adalah staf pengajar di British Columbia, Vancouver, Canada. Bedah buku ini menghadirkan Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D. (UGM) dan Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch. Ph.D (UII) sebagai pengulas.

Menurut Abidin di era desentralisasi perumahan rakyat mau dilepaskan ke pangkuan pasar. Perumahan rakyat dikemas dan diinvestasikan ke pasar modal. Pergeseran terjadi pada posisi pasar lahan informal yang selama ini diandalkan utk menampung sebagian besar kebutuhan perumahan rakyat.

Ia menuturkan di era reformasi subsidi perumahan rakyat mengalami perubahan. Ia mengikuti IMF dan ADB yang tidak menyukai subsidi karena mengganggu mekanisme pasar.

“Pergeseran ini sejalan dengan desentralisasi yg mengharapkan negara utk tidak “menganggu” mekanisme pasar bebas dengan subsidi,”kata Abidin dalam bukunya.

Lebih jauh Abidin mengatakan pergeseran subsidi ke investasi pada perumahan rakyat menyangkut pergeseran sistem kekuasaan di kala kekuatan politik dan ekonomi makin terlepas dari tangan negara. Negara masih berperan tapi hanya sebatas pada konteks pengaturan pasar, sementara pemerintah kota, bank dan pengembang diharapkan berupaya menjadi ujung tombak peningkatan supply dan demand perumahan rakyat sehingga bisa menjadi aset yg dijual di pasar modal.

“Upaya negara dan kota untuk mengemas perumahan rakyat supaya menjadi asset di pasar modal tidaklah mudah, karena supply dan demand tidak selalu terpenuhi,”jelas Abidin yang juga sebagai Canada Research Chair in Asian Urbanism and Culture di British Columbia, Vancouver, Canada tersebut.

Terkait pendanaan, menurut Abidin pendanaan perumahan rakyat saat ini bukan lagi menjadi beban subsidi pemerintah, tapi akan menjadi bagian dari dunia investasi. Maka pada APBN, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi bagian dari pos investasi (bukan pos subsidi). Tapi karena kekuatan pasar uang menjadi panglima, maka keberhasilan skema FLPP tergantung pada marketability dari aset. Akibatnya, kebijakan perumahan rakyat tergantung pada perhitungan-perhitungan resiko investasi.

“Pada intinya FLPP tidak memperhatikan masyarakat berpenghasilan tidak tetap dan yang hidup di sektor informal. FLPP tidak didesain untuk semua warga berpenghasilan rendah karena di dunia pasar modal tidak semua warga adalah aset,”pungkasnya (Humas UGM/Satria AN)

Berita Terkait

  • Perlu Paradigma Baru Perumahan dan Pengembangan Perkotaan

    Thursday,23 July 2020 - 16:14
  • Prof. Ritohardoyo: Di Indonesia Backlog Terus Meningkat

    Wednesday,26 August 2015 - 14:52
  • 9,5 Juta Keluarga Indonesia Belum Memiliki Rumah

    Monday,29 October 2007 - 16:12
  • Suku Bunga Pinjaman Pengaruhi Jumlah Transaksi Perumahan

    Friday,30 August 2013 - 12:08
  • Distribusi Penyediaan Perumahan di Indonesia Belum Merata

    Tuesday,29 March 2016 - 21:36

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual