Pelaksanaan sosialisasi pemilu yang dilakukan oleh mahasiswa KKN PPM Pendidikan Pemilih dan Pemantau Pemilu (P4) Unit Prambanan, Sleman, membidik tiga kelompok masyarakat yang menjadi prioritas untuk mendapatkan pendidikan pemilih, yakni kelompok wanita, pemula, dan manula. “Mereka ini menjadi prioritas kita untuk diberikan pendidikan pemilih,” kata Made Krisna Aryawan, salah seorang mahasiswa KKN PPM UGM Unit Prambanan.
Saat ditemui di sela-sela acara sosialisasi pemilu kepada puluhan warga Dusun Sorogeduk Kidul, Prambanan, Sleman, Selasa (24/3) malam, Aryawan mengatakan sosialisasi untuk kelompok wanita dilakukan melalui kegiatan posyandu dan arisan ibu-ibu PKK. Untuk kelompok pemula, sosialisasi dilakukan melalui pertemuan Karang Taruna, sedangkan bagi kalangan manula dilakukan lewat acara pengajian.
Dalam sosialisasi tersebut, para mahasiswa langsung memberikan simulasi cara memilih dengan memberikan contoh surat suara dan menunjukkan cara mencontreng yang benar. Menurut Aryawan, tidak semua warga mengetahui cara mencontreng dengan benar sebelum mendapat sosialisasi. Hal tersebut terjadi karena kurangnya informasi yang didapatkan.
“Kita biasanya memulai dengan memberi spidol atau bulpen kepada mereka untuk mencontreng guna mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan mereka tentang cara mencentang yang benar dan dianggap sah. Sebagian yang kita temui terlihat masih ragu dan bingung posisi centangan itu di mana. Setelah kita beri contoh, mereka pun baru tahu,” katanya.
Aryawan mengakui dari berbagai kalangan yang telah dilakukan sosialisasi, kalangan pemula merupakan kelompok yang lebih sulit untuk diberikan sosialisasi. Menurut mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini, fakta di lapangan menunjukkan kebanyakan dari kalangan pemula yang ditemui seolah-olah enggan diajak mengikuti atau mau menerima sosialisasi. Meskipun demikian, setelah melalui pendekatan personal, kalangan ini pun akhirnya mau menerima kehadiran mahasiswa KKN PPM.
“Selain mereka belum pernah ikut memilih sebelumnya, mereka juga menganggap politik bukan dunia mereka. Tidak heran selama sosialisasi mereka sering nyeletuk. Kita pun punya cara sendiri untuk mencairkan suasana. Kita sodorkan mahasiswi yang cantik-cantik untuk memberikan materi sosialisasi dan cara ini cukup efektif,” ujarnya.
Aryawan menyebutkan Dusun Sorogedug Kidul merupakan salah satu dari sepuluh pedukuhan yang menjadi lokasi kegiatan KKN PPM P4. Sebelumnya sosialisasi pemilu telah dilakukan di Pedukuhan Sorogedug Lor, Tembir, Potrojayan, Candicingo, Rejondani, Totogan, Ketandan, Teruk, dan Kebon Dalem. “Minimal di setiap pedukuhan kita melakukan tiga kali kegiatan sosialisasi,” jelasnya.
Mujiraharjo (67), salah satu warga yang mengikuti sosialisasi malam itu, mengaku dirinya sudah banyak tahu bagaimana cara mencontreng. Ibu enam anak ini beralasan dirinya telah mendapat sosialisasi dari kalangan mahasiswa KKN UGM di acara pengajian ibu-ibu yang dilaksanakan tiap Jumat malam. “Sudah tahu cara mencontreng. Pokoknya tidak boleh lewat kotak (di kertas suara). Toh, sudah diajari mahasiswa ini di pengajian bareng ibu-ibu,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa KKN PPM UGM memberikan materi presentasi dengan bantuan tayangan video. Di akhir acara, mereka juga melakukan simulasi cara mencontreng di kertas suara dengan mempersilakan masing-masing warga untuk mempraktikkannya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)