Tim Roselvico Gama Agro Tekno UGM berhasil menyabet peringkat I dalam ajang kompetisi tingkat nasional “Chemical Product Design Competition 2009”. Kompetisi diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Indonesia pada 14-15 Maret lalu. Dengan mengajukan formulasi Roselvico (Rosela Virgin Cocounut Oil) yang kaya citarasa dan antioksidan alami, tim dari Fakultas Pertanian UGM yang beranggotakan Fakhrudin Al Rozi (2003) dan Adib Mustofa (2007) ini berhasil menyingkirkan 26 tim dari berbagai universitas se-Indonesia. Peringkat II kompetisi ini diraih oleh Tim Fakultas MIPA UGM, sedangkan posisi ketiga diduduki Tim Jurusan Teknik Kimia Universitas Indonesia (UI).
Fakhrudin Al Rozi selaku ketua tim kepada wartawan menuturkan mereka melewati 3 tahapan seleksi yaitu seleksi untuk mencapai final. Tahap I, penjurian awal, dan final. Pada seleksi tahap I diperoleh 26 tim yang lolos seleksi pengiriman proposal pendek tentang desain produk. Selanjutnya di babak kedua, mereka bersaing dengan 15 tim yang lolos dari babak pertama.
“Pada babak final, tim kami bersaing dengan 7 tim, antara lain, 5 tim dari UI, 1 tim dari UGM, dan 1 tim dari Universitas Parahyangan. Dalam final, selain mempresentasikan desain produk yang telah dibuat, kami juga melakukan ekspo”, jelas Rozi di Ruang Fortakgama UGM, Selasa (24/3).
Lebih dalam mengenai produknya, Rozi menceritakan timnya mengajukan diversifikasi produk Virgin Coconut Oil (VCO) dengan menambahkan kelopak bunga Rosela (hibiscus sabdariffa L). Langkah ini diambil karena melihat produk VCO yang telah ada mudah berbau tengik karena kandungan antioksidannya tidak begitu besar. “Rosela terbukti mempunyai kandungan antioksidan yang cukup tinggi sehingga mencegah bau tengik yang biasa muncul. Penambahan antioksidan teruji mampu menurunkan kadar peroksida, zat yang menimbulkan bau tengik, sebesar 0,39420%. Sementara kandungan betakaroten meningkat hampir 3x lipat, yakni dari 6,194 menjadi 16,338945,” terangnya. Di samping hal itu, penambahan rosela juga bertujuan untuk menambah citarasa VCO yang selama ini terasa hambar. Dikatakan Rozi, keunggulan produk dibandingkan dengan produk peserta lainnya adalah Roselvico memiliki sifat fungsional. Hal tersebut karena antioksidan alami yang dikandung berkhasiat menjadikan produk VCO fungsional berantioksidan. “Rosela mempunyai kandungan betakaroten yang cukup besar sekitar 16/100 gram bahan yang bersifat antioksidan. Keberadaan betakaroten dalam Roselvico selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh, juga mampu menangkal radikal bebas yang terkandung dalam minyak penyusunnya,” tuturnya.
Roselvico juga memiliki keunggulan lain, yaitu mempunyai daya simpan lebih lama daripada VCO biasa. Selain itu, Roselvico juga memiliki prospek sangat bagus untuk dikembangkan di masyarakat karena memiliki harga lebih bersaing dibandingkan dengan produk VCO pada umumnya. Akan berdampak besar jika diterapkan pada petani karena menggunakan sumberdaya lokal dan teknologi yang sederhana. Dijelaskan pula bahwa mutu Roselvico telah sesuai dengan standar internasional VCO yang ditetapkan Asian and Pasific Coconut Community (APCC).
Menurut Rozi, saat ini Roselvico baru sampai pada tataran pembuatan prototipe dan belum dipasarkan secara luas. Hal ini karena timnya belum mengurus perizinan baik ke Departemen Kesehatan, BPOM, dan instansi lain yang terkait.
Adib Mustofa menirukan pengakuan dewan juri, kunci kesuksesan timnya dalam meraih posisi puncak kompetisi karena mereka telah masuk tahapan komersialisasi dengan menghadirkan produk yang telah dikemas layaknya siap diperdagangkan. Tidak seperti peserta lain yang hanya sampai pada tahapan penelitian dan desain produk saja. (Humas UGM/Ika)