YOGYAKARTA – Biji jinten hitam (Nigella sativa Lor) secara empirik sudah dipakai sebagai bahan jamu untuk pengobatan herbal mampu mengobati berbagai kelainan antara lain sebagai imunomodulator, antivirus, antidiabetes mellitus, antikanker, antiasma dan antiepilepsi. Kandungan Timokuinon, nigelon dan asam lemak tak jenuh dalam biji jinten hitam merupakan kandungan yang diduga bersifat antioksidatif, kemopreventif dan imunomodulator.
Berdasarkan hasil penelitian baru-baru ini, ekstrak heksan biji jinten hitam (EHBJH) potensial untuk dikembangkan sebagai agen kemopreventif antikarsinogenesis melalui mekanisme antioksidan sitoprotektif dan imunomodulator. Pasalnya efek ekstrak heksan biji jinten hitam dapat meningkatkan limfosit CD4, CD8, kadar IFNgamma dan hematoprotektor sehingga potensial untuk dikembangkan sebagai imunomodulator pada penderita imunodefisiensi misalnya pada pasien terinfeksi HIV-AIDS yang mengalami penurunan jumlah sel CD4.
“Keberhasilan biji jinten meningkatkan jumlah sel CD4 dan CD8 serta berdampak pada populasi sel CD4CD25Treg memberikan harapan pada pasien-pasien HIV-AIDS yang menjalani terapi antiretroviral sebagai terapi ajuvan,†kata dosen farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, dr. Akrom, M.kes dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran UGM, Senin (4/2). Bertindak selaku promotor Prof. dr. Marsetywan HNSE, M.Sc., PhD., Ko-promotor Prof. dr. Sofia Mubarika, M.Med.Sc., Ph.D dan Prof. Dr. Mustofa, Apt., M.Kes.
Meski baru skala penelitian laboratorium melalui pemberian ekstrak heksan biji jinten hitam pada tikus, namun diketahui timokuinon memiliki efek kemopreventif antikarsinogenesis pada tikus bahkan mampu menurunkan 81% – 97% tingkat kematian, menghambat kerusakan hepar dan ginjal serta meningkatkan jumlah lekosit dan hemoglobin. “Ekstrak heksan biji jinten juga mampu menurunkan 45-50% insidensi pembentukan nodul dan menurunkan 70-90% pembentukan adenokarsinoma mamae tikus yang diinduksi dimetilbenz(a)antracene,†katanya.
Disamping itu, aktivitas dan mekanisme imunomodulator antihematoksik EHBJH diketahui mampu meningkatkan jumlah limfosit darah tepi, meningkatkan jumlah limfosit CD4Th, CD8 dan CD4CD25treg, meningkatkan berat limpa dan jumlah limfosit serta aktivitas limfosit dalam mensekresi IFNgamma. (Humas UGM/Gusti Grehenson)