Lagi, Tim Teknik Industri Fakultas Teknik UGM dengan personel yang berbeda berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan bagi UGM. Februari lalu, tim berhasil meraih juara III dalam ajang Engineering Festival and Competition. Kali ini dalam Lomba Keilmuan Teknik Industri (LKTI) yang mengusung tema “Lean Service in Telecommunication Industry”, Tim Teknik Industri Fakultas Teknik UGM yang beranggotakan Tito Pangesti Adji , Fitri Trapsilawati, Meilinda Firiani, dan Shinta Rahmawidya meraih juara II. Lomba berlangsung pada 10-13 Maret 2009 di Universitas Indonesia. Tim ini berhasil melenggang ke babak final setelah bersaing dengan tim dari Universitas Indonesia dan Universitas Pelita Harapan. Tim-tim dari kedua universitas tersebut berhasil keluar sebagai pemenang pertama dan ketiga.
Tito Pangesti Adji kepada wartawan mengatakan mereka harus melalui perjuangan yang berat untuk sampai ke babak final. Tim harus bersaing dengan 35 tim dari 22 universitas se-Indonesia. Tim harus melewati tiga babak untuk dapat melaju ke final, yaitu babak kualifikasi, simulasi bisnis, dan final. Di babak penyisihan, tim bersaing dengan 14 tim yang lolos dari 35 tim yang mengikuti kompetisi. Kemudian di babak simulasi, mereka harus bersaing dengan 6 tim yang lolos penyaringan dari 14 tim pada babak penyisihan.
Dalam kompetisi ini, setiap tim diberikan berbagai soal kompetensi di bidang keteknikindustrian. “Dalam simulasi bisnis, bisnis yang disimulasikan adalah bisnis telekomunikasi. Di sini kami tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teknis semata, tetapi juga harus memperhatikan segmen pasar, market share, biaya pengadaan BTS, biaya pemeliharaan, tender interkoneksi, perizinan, dan promosi. Uniknya pada babak simulasi bisnis ini kami berkompetisi dengan melakukan taruhan berdasarkan nilai yang diperoleh dalam babak kualifikasi,” jelas mahasiswa Jurusan Teknik Industri angkatan 2005 ini di Ruang Fortakgama UGM, Senin (23/3) .
Pada babak final, masing-masing peserta diminta untuk me-repackage produk speedy dan melakukan identifikasi waste dari sisi customer insight, marketing mix, proyeksi produk masa depan, dan proyeksi demand ke depan. Dalam presentasinya, Tim UGM menawarkan repackage produk speedy baru bernama Speedy Flex dengan jargon “choose your own unlimited style”.
Dikatakan Fitri Trapsilawati, mereka mencoba memberikan terobosan baru dalam pemanfaatan internet agar para pengguna tidak begitu terbebani dengan biaya penggunaan. Mereka mencoba memanfaatkan kelebihan dan sisa kuota untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan internet.
“Selama ini pengguna internet yang melebihi kuota penggunaan diharuskan membayar beban biaya yang mahal. Semisal pengguna 1 gigabyte (Gb) dikenakan beban Rp200.000,00/bulan. Namun saat penggunaannya melebihi kuota, para pengguna dibebani biaya penggunaan 3 gigabyte sebesar Rp400.000,00/bulan. Teknologi yang sudah ada hanya mengklasifikasikan pembiayaan berdasarkan pemakaian 1 Gb sebesar Rp200.000,00, 3 Gb sebesar Rp400.000,00, dan unlimited sebesar Rp1.750.000,00.
Berdasarkan penuturan Fitri, menurut tim juri, ia dan timnya dapat lolos sampai babak final karena memiliki kelebihan dalam penggunaan tools yang beragam dan pemikiran yang cukup kreatif.
Sebagai anggota tim, Sinta Rahmawidya merasa bangga karena dapat meraih juara dalam ajang ini. Dikatakannya, “Saya sangat senang dengan perolehan ini. Namun, saya belum sepenuhnya merasa puas karena belum mencapai titik puncak, yaitu meraih juara I. Namun, saya cukup bangga meski tidak menyabet peringkat pertama, kami juga dinobatkan sebagai the best presentator dalam kompetisi ini.”(Humas UGM/Ika)