Fakultas Kedokteran (FK) UGM menjalin kesepakatan tentang Program Magang Dokter dengan 14 institusi bidang kesehatan di Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Penandatanganan naskah kerja sama dilakukan di Ruang Senat Fakultas Kedokteran UGM, Senin (28/9).
Menurut dr. Titi Savitri, M.Med. Ed., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Akademik FK UGM, dengan dibukanya program magang ini diharapkan para lulusan dokter umum dapat segera bekerja penuh dan berpraktik secara mandiri. Selama ini, terlalu panjang proses yang harus dilalui oleh seorang dokter baru untuk dapat melakukan praktik. Ketika UU Praktik Kedokteran disahkan pada tahun 2004, program magang atau internship ini semakin menguat untuk dilakukan.
“Disahkannya UU Praktik Kedokteran mensyaratkan seorang dokter baru harus menempuh proses yang cukup panjang untuk bisa berpraktik. Jika dulu lulus dokter bisa langsung mengajukan aplikasi ke Kanwil untuk mendapatkan SIP (Surat Izin Praktik), tapi kini seorang dokter yang baru lulus harus lulus ujian kompetensi dan memiliki sertifikat. Dengan berbekal itu, dokter baru bisa mengisi surat tanda registrasi. Setelah itu, seorang dokter baru bisa melamar untuk mendapatkan surat izin praktik,” ujar Titi Savitri menjelaskan latar belakang diluncurkannya program magang di FK UGM.
Dikatakannya bahwa di beberapa negara, program ini diberi nama program masa transisi. Program diharapkan dapat menjaga mutu pelayanan sehingga sesudah seorang dokter yang dinyatakan lulus akan diberikan surat izin praktik (SIP). “Masa transisi ini sebetulnya sudah lazim diberlakukan di banyak negara, bahkan diakui di seluruh dunia. Bahkan, dengan lahirnya UU Praktik Kedokteran, semua pihak Depkes dan lain-lain merasakan dan memandang perlu ada program internship ini,” tambah Titi Savitri.
Dituturkan oleh Titi Savitri, sesungguhnya sejak tahun 2002 FK UGM telah mengubah kurikulum 6 tahun menjadi 5 tahun. Artinya, dengan program 5 tahun, FK UGM telah memasukkan program magang internship ini. “Sebetulnya internship ini juga sedang dibahas di tingkat nasional dan rencananya memang akan dikelola secara nasional. Tetapi sebelum mendapat kejelasan pasti, FK UGM memulai terlebih dahulu karena saat ini sudah ada lulusan dokter kami yang mengikuti kurikulum 5 tahun sehingga dengan diberlakukan program magang bagi lulusan dokter, Fakultas Kedokteran UGM ingin menjalin kerja sama dalam rangka memberi kesempatan para dokter baru untuk bisa praktik secara mandiri,” akunya.
Senada dengan pernyataan tersebut, Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., menambahkan tujuan program magang ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan dokter FK UGM. Jika dilihat secara nasional, jumlah dokter di Indonesia memang masih kurang. Saat ini, perbandingannya adalah 1:6000/7000 orang, sementara di Malaysia 1: 1200. “Itupun Malaysia masih banyak menyekolahkan dokter-dokter di Indonesia, di hampir seluruh fakultas-fakultas yang besar, yang ada fakultas kedokterannya,” imbuhnya.
Oleh karena itu, FK UGM berupaya menjadi trend setter dengan memulai program magang ini. Menurut Prof. Ghufron, tanggung jawab meluluskan dokter sesungguhnya tidak hanya menjadi tugas Fakultas Kedokteran UGM, tetapi melibatkan semua stakeholder. Mereka diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar. “Sehingga para dokter-dokter kita itu betul-betul memiliki kompetensi sebagaimana yang sudah digariskan. FK UGM dalam hal ini tentu ingin menjadi center of excellent dalam pengembangan teknologi dan pengetahuan kedokteran, mengembangkan sebuah sistem bersama-sama dengan institusi yang lainnya,” katanya.
Kerja sama ini tentu saja akan memberikan win-win solution bagi semua pihak. Para dokter yang baru lulus akan mendapatkan manfaat dari program ini, sementara RS-RS yang ditunjuk sebagai tempat magang juga dapat meningkatkan pelayanannya. Untuk tahap awal, program magang akan diberlakukan selama dua bulan dengan melibatkan 14 dinas kesehatan dan rumah sakit di DIY dan Jawa Tengah.
Institusi kesehatan yang terlibat dalam kerja sama tahap awal ini ialah Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Dinkes Kabupaten Kulon Progo, Dinkes Kabupaten Klaten, Dinkes Kabupaten Wonosobo, Dinkes Kabupaten Boyolali, Dinkes Kabupaten Wonogiri, Rumah Sakit (RS) Khusus Bedah Nur Hidayah Bantul, RS Puri Husada, RS Kharisma Para Medika, RS At-Turots Al-Islamy, RS Islam Yogyakarta PDHI, RS Rajawali Citra, RS Pelita Husada, dan Gadjah Mada Medical Center. (Humas UGM)