• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Abu Sekam Padi Bisa Kurangi Radiasi UV Pada Isolator

Abu Sekam Padi Bisa Kurangi Radiasi UV Pada Isolator

  • 22 April 2013, 14:13 WIB
  • Oleh: Ika
  • 5298
Abu Sekam Padi Bisa Kurangi Radiasi UV Pada Isolator

Penggunaan isolator porselen dan gelas pada sistem tenaga listrik yang cenderung bertegangan semakin tinggi, saat ini kurang sesuai untuk digunakan di Indonesia. Pasalnya, isolator jenis tersebut memiliki massa jenis yang cukup tinggi dan membutuhkan unit isolator yang banyak sehingga menyebabkan bertambahnya biaya pembangunan menara transmisi. Disamping itu, proses pembuatan isolator porselen dan gelas harus menggunakan suhu di atas 1000 ° Celcius sehingga usaha ke arah pabrikasi di era penghematan energi Indonesia menjadi kurang sesuai.

Melihat kondisi tersebut Arif Jaya, S.T., M.T., berupaya mencari alternatif pengganti isolator porselen dan gelas dengan memakai bahan polimer epoksipolisiloksan. Bahan tersebut memanfaatkan limbah abu sekam padi (RHA) sebagai material isolator tenaga listrik.

Arif menyampaikan isolator polimer telah banyak digunakan pada saluran transmisi dan ditribusi. Kendati begitu, isolator polimer masih rentan terhadap pengaruh lingkungan seperti radiasi ultraviolet, temperatur, kelembaban, tekanan udara, curah hujan, dan polusi yang bisa menyebabkan terjadinya degradasi permukaan isolator. Penelitian yang dilakukan Berahim, 2005 memnunjukkan penggunaan polimer epoksi dengan menambahkan pengisi bahan terbukti dapat meningkatkan kinerja isolasi polimer jenis ini. Berawal dari penelitian itu, Arif mengembangkan penelitian lain dengan menambahkan penggunaan bahan pengisi silika aktif amorf yang berasal dari abu sekam padi.

Menurut staf pengajar Universitas Muslim Indonesia Makasar ini, penggunaan abu sekam padi dikarenakan di dalamnya banyak terkandung unsur silika aktif amorf yang bisa menghasilkan sifat hidrofobik atau tidak mudah berikatan dengan air. “Pembuatan silika gel dari sekam padi memperlihatkan kandungan silika yang cukup besar yaitu 86,90 persen hingga 97,30 persen dari total berat,”jelasnya saat ujian terbuka Program Doktor di Fakultas Teknik UGM, Senin (22/4).

Hasil penelitian yang dilakukan Arif menunjukkan bahwa kekuatan mekanis bahan isolasi polimer epoksi berbahan abu sekam padi (EP-RHA) menurun seiring dengan meningkatnya persentase bahan pengisi RHA dan polisiloksan. Adapun penurunan kekuatan tarik sebesar 73,74 persen, modulus tarik 76,89 persen dankekuatan tekan sebesar 79,77 persen. Selanjutnya dari hasil analisis menggunakan scanning electron microscope (SEM) menunjukkan adanya retak mikro pada permukaan isolasi polimer EP-RHA baik untuk penuaan secara alami maupun dipercepat di laboratorium, namun tidak signifikan.

Sementara hasil pengukuran sudut kontak permukaan memperlihatkan bahwa semakin tinggi komposisi bahan pengisi RHA dan polisiloksan maka sudut kontak hidrofobiknya lebih besar. Penggunaan bahan pengisi RHA tersebut membuat bahan isolasi menjadi semakin keras dan memiliki daya tembus terhadap radiasi sinar ultraviolet semakin berkurang. Selain itu pemakaian polisiloksan memberi sifat kemampuan menolak air pada bahan isolasi. “Penggunaan bahan isolasi polimer EP-RHA di daerah tropis diprediksi memiliki waktu pelayanan atau umur terlama yaitu hingga 12,90 tahun sehingga sesuai jika dipakai sebagai bahan isolator tegangan tinggi di daerah beriklim tropis,” tambahnya.(Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Ubah Sampah Sekam Padi Jadi Bahan Produk Kreatif

    Friday,29 June 2018 - 13:26
  • Mahasiswa UGM Manfaatkan Sekam Padi Untuk Sensor Deteksi Kanker Mulut

    Friday,17 September 2021 - 14:13
  • Radiasi Ponsel Terbukti Menurunkan Kesuburan Pria

    Thursday,12 May 2016 - 15:17
  • Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM Raih Gold Medal pada 6th International Avicenna Youth Science Fair

    Saturday,04 December 2021 - 6:49
  • Pandangan Masyarakat Sasak Terhadap Padi Dari Sisi Linguistik

    Tuesday,31 July 2018 - 14:51

Rilis Berita

  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual