• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Teliti Kebebasan Pers Pemikiran Fromm, Nana Raih Doktor

Teliti Kebebasan Pers Pemikiran Fromm, Nana Raih Doktor

  • 06 May 2013, 15:23 WIB
  • Oleh: Agung
  • 5053
Teliti Kebebasan Pers Pemikiran Fromm, Nana Raih Doktor

Pada hakikatnya, kebebasan pers mencakup kebebasan positif “bebas untuk” dan kebebasan negatif “bebas dari”. Konsep “bebas untuk” berarti kondisi yang memungkinkan pers dapat berbuat sesuatu untuk mencapai apa yang diinginkannya, sedangkan konsep “bebas dari” adalah kondisi di mana pers tidak dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan atau tindakan apapun diluar ketentuan pers.

Menurut Nana Sutikna, dosen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Soedirman, kebebasan pers harus berkembang secara dinamis sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman tanpa kehilangan karakter, identitas diri dan idealisme melalui pengembangan “budaya” rasionalitas. Karena itu pers diharapkan selalu membiasakan untuk mengembangkan akal budi pada titik objektif, sehingga mampu melihat dirinya sendiri, orang lain, dan alam dalam realitasnya masing-masing.

“Dengan begitu kebebasan pers diarahkan pada peningkatan nilai-nilai yang bersifat humanis, sehingga mampu mewujudkan manusia mandiri yang dapat menggunakan akal dan kesadarannya sebagai ukuran penilaian,” paparnya di University Center, Senin (6/5) saat menempuh ujian terbuka Filsafat Ilmu Komunikasi UGM.

Didampingi promotor Prof. Dr. Joko Siswanto, M.Hum dan Dr. Ali Mudhofir selaku ko-promotor, Nana Sutikna mempertahankan desertasi “ Dimensi Ontologis Kebebasan Menurut Erich Fromm Relevensinya Bagi Pengembangan Pers di Indonesia”. Dalam pandangan pria kelahiran Cilacap, 24 Juli 1960, kebebasan merupakan tema yang mendapat perhatian cukup besar dalam pemikiran Fromm, karena kebebasan menurut Fromm selalu mewarnai eksistensi manusia sedemikian rupa sehingga maknanya berubah sesuai dengan tingkat kesadaran dan konsep manusia tentang dirinya sebagai makhluk yang independen dan terpisah.

“Fromm mengartikan kebebasan sebagai orientasi struktur karakter manusia dan kemampuan manusia untuk memilih. Manusia modern telah mampu meraih kebebasan negatif, 'freedom from' yakni bebas dari penentuan naluri atau bebas dari dominasi, alamiah, namun belum mampu mencapai kebebasan positif 'freedom to' yakni bebas untuk mengembangkan dan menggunakan seluruh kemampuan diri guna menjadikan dirinya semakin mandiri, semakin sadar akan kediriannya,” ungkap Nana Sutikna.

Sutikna mencatat terdapat tiga dimensi ontologis dalam kebebasan manusia yang dikembangkan Fromm, kebebasan yang bersifat otonom, kebebasan yang bersifat dinamis dan kebebasan yang bersifat humanis. Relevensinya dengan kebebasan pers di Indonesia, maka pers haruslah memiliki kebebasan otonom. Artinya, pers harus terbebas dari pengaruh kekuatan atau kepentingan di luar pers.

Selain itu, pers harus memiliki kebebasan yang dinamis, dimana pers senantiasa mampu menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman tanpa merasa kehilangan indentitas, karakter dan idealisme. “Pers pun harus memiliki kebebasan yang humanis. Artinya kebebasan pers diarahkan dalam rangka mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dan pengembangan martabat manusia,” tuturnya (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Doxing, Bentuk Ancaman Baru Kebebasan Pers

    Wednesday,26 May 2021 - 6:49
  • Mengkaji Pemikiran Politik Gus Dur : Munawar Ahmad Raih Doktor Bidang Ilmu Politik

    Tuesday,18 December 2007 - 16:34
  • Mengkaji Pemikiran Nietzsche 1944-1900: Sunarto Raih Doktor Filsafat UGM

    Tuesday,25 September 2007 - 15:14
  • Teliti Pluralisme Agama di Indonesia, Mahasiswa ICRS Raih Doktor

    Monday,06 April 2015 - 14:58
  • UGM-Dewan Pers Jalin Kerja Sama

    Tuesday,10 December 2019 - 19:08

Rilis Berita

  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika
  • PUSTRAL UGM Gelar Webinar Penerapan Digital Supply Network di Indonesia 24 March 2023
    Dalam perkembangannya, Supply chain management mulai berevolusi, dari segme
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual