Peneliti muda dari Universitas Airlangga (Unair), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dinyatakan sebagai peraih The Henk Timmerman Award tahun 2009. Mereka adalah Marcellino Rudyanto (Unair), R. Triana Dewi, Ahmad Darmawan, Puspa Dewi N.L., dan Hani Mulyani (LIPI), serta Ritmaleni, Ari Simbara, Eti N. Sholikah, dan Sardjiman (UGM).
Ritmaleni, Ari Simbara, Eti N. Sholikah, dan Sardjiman dari UGM terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan setelah melakukan presentasi hasil penelitian bertema “Synthesis of Tetrahydropentagavunon-0 (THPGV-0) and It’s Potent Antioxidant Activity” di University Club UGM, Rabu (7/10). Penghargaan berupa sertifikat dan sejumlah uang diserahkan oleh Prof. Dr. Henk Timmerman dan disaksikan Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Marchaban, D.E.S.S., Apt., beserta sejumlah tamu undangan.
Marchaban menjelaskan penghargaan kali ini merupakan yang kedua kalinya setelah pada tahun 2007 di LIPI, Jakarta, disampaikan penghargaan serupa. “Ini suatu award yang diusulkan Prof. Henk Timmerman. Setelah pensiun, dirinya mengusulkan kepada LIPI (Ketua LIPI saat itu) untuk memberikan penghargaan ini,” terangnya.
Dalam penilaian Marchaban, Prof. Timmerman merupakan orang yang berjasa karena memperkenalkan ilmu kimia medicional. Semenjak kedatangannya ke UGM 25 tahun lalu, Prof. Timmerman memperkenalkan ilmu baru bernama farmako chemistry kepada banyak orang. “Diajarkan di mana-mana, melalui kursus-kursus dan pelatihan, di mana semua biaya dan peralatan berasal dari Vrije University Belanda. Saat itu, Prof. Timmerman sebagai Kepala Farmako Chemistry,” jelas Marchaban.
Sayang, program pengembangan kerja sama bidang ini sempat terhenti, seiring dengan langkah pemerintah memutuskan hubungan dengan IGGI. Namun, dengan menggali sumber dana yang lain, program ini terus berlanjut. Bahkan, minat utama pada penelitian kunyit sebagai obat, dengan menggandeng kerja sama PT Kalbe Farma dan PT Indofarma, sempat menghasilkan Molnas (Molekul Nasional). Molnas berupa 10 molekul yang merupakan derivat atau turunan dari kunyit. “Dalam pengembangannya, senyawa dari kunyit ini bisa dijadikan untuk obat anti kanker dan penyubur untuk wanita,” ujarnya. (Humas UGM)