• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Hegemoni Postkolonial Dalam Iklan Moderen di Media Massa Cetak Indonesia

Hegemoni Postkolonial Dalam Iklan Moderen di Media Massa Cetak Indonesia

  • 27 May 2013, 15:11 WIB
  • Oleh: Ika
  • 6119
Kasiyan, S.Pd., M.HUm

Estetika yang ditampilkan dalam iklan tidak sepenuhnya bebas makna. Dengan segala potensinya, iklan banyak membawa pengaruh bagi masyarakat. Tidak hanya melahirkan konsumerisme, materialism, maupun hedonisme semata. Lebih dari itu, iklan mampu membawa dampak negatif bahkan dapat merusak identitas kultural dannasionalisme sebuah bangsa
Kasiyan, S.Pd., M.Hum., staf pengajar Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menuturkan bahwa dalam perspektif postkolonial setidaknya ditemukan tujuh kategori pola sistem tanda hegemoni postkolonial yang mendominasi dalam representasi estetika iklan moderen di media massa cetak Indonesia. Salah satunya menunjukkan obsesi terhadap ketubuhan Barat.
“Domain obsesi terhadap ketubuhan Barat tak hanya ditunjukkan dalam sosok model ilustrasi utama. Berbagai isi pesan yang terdapat dalam representasi estetika iklan juga dihegemoni oleh sejumlah citra tentang kulit tubuh berwarna putih yang notabene adalah warna kulit khas ketrurunan ras Kaukasoid Barat,” jelasnya, Senin (27/5) saat melaksanakan ujian terbuka Program Doktor Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Sekolah Pascasarjana UGM.
Menurutnya,  fenomena ini merupakan bentuk dehumanisasi tidak hanya dalam konteks ke-Indonesia-an, tetapi secara universal. Disamping itu, fenomena tersebut juga telah mendestruksi eksistensi kemanusiaan manusia sebagai sosok insan seutuhnya.  Pasalnya, pemaknaan yang ada semata-mata direduksi absurd dalam dimensi ketubuhan yang artifisial tanpa melibatkan domain kejiwaan.
Dari hasil penelitiannya terhadap iklan komersial di empat majalah yakni Tempo, Gatra, Femina, dan Kartini periode 2007-2010 diketahui pula bahwa iklan yang muncul menunjukkan obsesi terhadap ketubuhan Indo, penggunaan bahasa Inggris, superlativisme, kecepatan dan percepatan, kemudaan, serta makanan Barat.
Kasiyan mengatakan kuatnya hegemoni postkolonial baik dalam iklan maupun pada esetetika seni dan kultural ke-Indonesia-an merupakan bentuk dari kegagalan bangsa Indonesia dalam menggagas dan mengkonstruksi histrois dan historiografis setetika san kebudayaan Indonesiasentris. Hal ini berpotensi menghilangkan daya dan enregi kreatif peradaban yang dimiliki bangsa Indonesia akibat segala infrastruktur peradaban yang tidak mampu diproduksi sendiri dan justru banyak mengkonsumsi produk kebudayaan Barat. “ Jika ini terus dibiarkan maka semakin lama Indonesia bukan hanya akan kehilangan identitas estetikanya  saja, tetapi akan kehilangan identitas kultural ke-indonesia-annya,” papar pria kelahiran Ponorogo, 5 Juni 1968 ini.
Lebih jauh disampaikan Kasiyan, kuatnya konstruksi hegemoni postkolonial  dalam estetika maupun kultural ke-Indonesia-an dikarenakan masih lestarinya imperium orientalisme di era postkolonial.Selain itu, berbagai nilai negatif kultural lokal warisan masa lalu dalam wujud budaya feodalisme dan patrenalisme turut memperkuat konstruksi problem postkolonialisme di Indonesia secara keseluruhan. (Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

  • Bisnis Iklan di Media Digital Terbuka Lebar

    Friday,20 May 2011 - 15:39
  • Pakar Komunikasi UGM: Pemimpin Pers Perlu Bersatu Hadapi Rezim Algoritma Media sosial

    Thursday,10 February 2022 - 9:18
  • Raih Doktor Usai Meneliti Iklan Komersial Media Cetak Mesir

    Friday,01 July 2016 - 15:16
  • Gandeng Media Televisi, PSP UGM Garap Iklan Pancasila

    Wednesday,14 November 2012 - 19:33
  • Pameran Iklan ‘Jogja Dalam Pariwara’, Upaya Mengangkat Kebudayaan Lokal

    Monday,21 January 2008 - 8:00

Rilis Berita

  • Fakultas Hukum UGM Luncurkan Buku Tentang Hukum Agraria 27 May 2023
    Memperingati ulang tahun ke-80 tokoh bidang hukum dari Fakultas Hukum (FH) UGM, Prof. D
    Satria
  • Pemilu 2024 Masih Terjebak pada Agenda Rutinitas Politik 27 May 2023
    Pemilu 2024 bukan hanya sebagai bagian dari rutinitas pesta demokrasi lima tahunan dalam rangka m
    Gusti
  • FKK-MK UGM Gelar Webinar Bahas Ancaman Diabetes Mellitus Bagi Anak Muda 27 May 2023
    Untuk merencanakan tindak lanjut terhadap tingginya penderita Diabetes Mellitus pada ge
    Satria
  • UGM Residence Kembali Gelar Festival Budaya 26 May 2023
     UGM Residence kembali menggelar festival budaya at
    Ika
  • Ganjar Pranowo Ajak Warga Melek Digital 25 May 2023
    Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama), Ganjar Pranowo, me
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual