
Universitas Gadjah Mada kembali berkomitmen untuk memperkuat pendidikan yang memiliki reputasi dan bertaraf internasional. Kali ini, Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM mengajukan akreditasi internasional untuk dua Program Studi (prodi) yaitu Program Studi Agama dan Lintas Budaya (ALS) dan Program Doktor Inter-Religious Studies (IRS) dari lembaga akreditasi Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA).
Dekan Sekolah Pascasarjana UGM, Prof. Dr. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D., menjelaskan bahwa SPs UGM memiliki visi untuk menjadi sekolah pascasarjana bertaraf internasional yang unggul dan berorientasi pada kepentingan nasional serta berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Pengajuan akreditasi internasional FIBAA merupakan salah satu upaya untuk visi tersebut. “Misi kami adalah menyelenggarakan pendidikan pascasarjana, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang kompetitif secara internasional, dengan pendekatan multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner yang berbasis kearifan lokal,”kata Siti, Jumat (23/5).
Siti menyebutkan Sekolah Pascasarjana UGM menaungi 14 program magister dan 11 program doktoral yang tersebar dalam berbagai disiplin ilmu. Namun untuk kedua program studi yang tengah menjalani akreditasi internasional ini memiliki keunikan masing-masing. Program Magister ALS berdiri sejak tahun 2000, sudah meluluskan sebanyak 425 alumni dan saat ini memiliki 55 mahasiswa aktif. Sedangkan Program Doktor IRS, yang mulai beroperasi sejak 2006, telah meluluskan 70 alumni dan masih membina 25 mahasiswa aktif.
Program Studi ALS atau Center for Religious and Cross-cultural Studies(CRCS) dan Program Doktor IRS (Interreligious Studies) di Universitas Gadjah Mada merupakan dua inisiatif akademik unggulan yang fokus pada kajian agama dari perspektif lintas budaya dan antar iman. ALS menawarkan program magister dengan kerja sama internasional bersama berbagai universitas di Asia, Eropa, dan Afrika, serta aktif dalam proyek riset global tentang agama, dekolonisasi, dan krisis ekologi. Sementara itu, prodi IRS adalah program doktoral yang didukung oleh konsorsium UGM, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dan UKDW yang mengkaji isu-isu penting seperti hak asasi manusia, polarisasi agama, dan literasi keagamaan dengan pendekatan interdisipliner dan internasional.
Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., menegaskan bahwa visi universitas merupakan proses yang berjalan terus-menerus. Menurutnya, visi dan misi adalah konstruksi identitas yang berkelanjutan, di mana UGM terus maju dan berkembang dengan pengetahuan dan pengalaman baru. “Kita mendorong prodi terus maju dan berkembang, dengan pengetahuan yang berbeda dan pengalaman yang berbeda pula. Meski sudah banyak hal yang sudah dicapai, visi tersebut harus terus diraih melalui proses yang harus terus berlangsung,” tambahnya.
Seperti diketahui FIBAA sendiri merupakan lembaga akreditasi internasional yang didirikan untuk memberikan jaminan mutu dan pengembangan pendidikan tinggi. Selain itu, lembaga akreditasi ini bertujuan untuk mempromosikan, memperbarui, dan mereformasi sistem dan lembaga di perguruan tinggi, dengan memberikan sertifikat mutu kepada program pendidikan dan lembaga pendidikan tinggi.
Melalui FIBAA, kata Wening, UGM berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan risetnya agar dapat bersaing di kancah global. Didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas serta jaringan internasional yang luas, ia optimis UGM dapat mempertahankan akreditasi internasional sebagai bukti keunggulan dan relevansi pendidikan yang diberikan.
Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok SPs dan Firsto