• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Konversi Lahan, DIY Defisit Beras 106 Ribu Ton

Konversi Lahan, DIY Defisit Beras 106 Ribu Ton

  • 26 Juni 2013, 14:20 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 4707
Konversi Lahan, DIY Defisit Beras 106 Ribu Ton

YOGYAKARTA – Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami defisit daya dukung pangan akibat laju konversi lahan pertanian menjadi daerah pemukiman. Daya dukung pangan DIY menunjukkan angka yang cukup rendah yakni 0,773. Angka tersebut menunjukkan bahwa produksi pangan dalam hal ini beras selama setahun tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan seluruh penduduk DIY.  “Produksi yang tersedia hanya mampu memenuhi sebesar 77,3% dari jumlah 3,5 juta penduduk,” kata Dosen jurusan Perencanaan Pengembangan Wilayah, Fakultas Geografi UGM, Andri Kurniawan, S.Si., M.Si., dalam ujian terbuka promosi doktor di fakultas geografi, Rabu (26/6).

Setiap tahunnya, untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh penduduk, DIY membutuhkan tambahan penyediaan beras sebesar 106 ribu ton. Kekurangan stok pangan beras tersebut harus didatangkan atau mengimpor beras dari daerah lain yang jumlahnya cukup besar.


Kurniawan menambahkan, rendahnya daya dukung pangan di DIY tidak terlepas dari terbatasnya luasan lahan pertanian.  Secara umum luasan lahan pertanian yang ada di DIY tidak lebih dari 100 ribu hektar atau tidak lebih dari 30% dari seluruh luas wilayah. “Luasan lahan pertanian tersebut tidak mencukupi untuk menghasilkan beras yang dibutuhkan seluruh penduduk DIY,” katanya.


Terbatasnya lahan pertanian yang ada sekarang tidak terlepas dari adanya konversi lahan pertanian ke non pertanian sebagai dampak dai urbanisasi spasial terutama di wilayah pinggiran kota. Kendati demikian, luasan lahan pertanian yang ada pun tidak semua memiliki produktivirtas tinggi. Sebagian lahan pertanian mempunyai produktivitas rendah terutama di sebagian wilayah kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo yang lahan pertaniannya merupakan lahan pertanian kering atau lahan pertanian tadah hujan, “Pada wilayah pertanian tersebut produktivitasnya tidak lebih dari 4 ton per hektar,” katanya,


Dari empat kabupaten dan kota Yogyakarta, lanjut Kurniawan, produksi beras di Kabupaten Sleman yang mengalami surplus sebesar 26,8 ribu ton per tahun. Surplus beras tersebut dapat digunakan menyuplai beras wilayah kabupaten/kota lain yang kondisinya mengalami defisit beras.


Selain daya dukung pangan, daya dukung bioekologi atau sumberdaya lahan juga mengalami defisit sumber daya lahan sebesar 0,085 hektar global per kapita.  Berbeda dengan daya dukung sumber daya air, udara, permukiman, barang dan limbah serta pelayanan, nilai daya dukungnya masih cukup tinggi.


Di masa mendatang, kata Kurniawan, pengembangan daya dukung wilayah DIY untuk menunjang keberlanjutan pembangunan perlu dilakukan pengaturan komposisi penggunaan lahan dan komponen daya dukung lain agar mencapai kondisi seimbang.“Tapi semuanya bergantung dari pengaturan pola pemanfaatan ruang,” katanya.


Penyusunan rencana tata ruang menurutnya menjadi faktor kunci untuk mencapai keseimbangan daya dukung wilayah sehingga mampu meningkatkan keberlanjutan pembangunan dengan memperhatikan aspek psiko-budaya dan psiko-sosial masyarakat agar tidak terjadi pemborosan dalam pemanfaatan sumber daya. “Prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan sumber daya sangat penting,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Konversi Lahan Pertanian Bendung Colo Capai 56,813 Hektar Per Tahun

    Tuesday,11 December 2012 - 16:54
  • Deptan Prihatin Maraknya Konversi Lahan Pertanian

    Friday,24 April 2015 - 13:02
  • Pemerintah Harus Konsisten Laksanakan Aturan Penataan Ruang Untuk Atasi Urban Sprawl

    Thursday,02 July 2020 - 11:53
  • Laju Konversi Lahan Basah Makin Tidak Terkendali

    Tuesday,15 May 2012 - 12:35
  • Dirjen Tanaman Pangan : Kecuali Kedelai, Stok Pangan Surplus

    Sunday,28 September 2008 - 20:46

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual