YOGYAKARTA – Lulusan Dokter Gigi tidak hanya diharapkan memiliki kompetensi untuk memeriksa kesehatan gigi dan mulut namun juga harus bisa memiliki kompetensi lain di luar bidang ilmu kedokteran gigi lainnya. Hal itu ditegaskan oleh Direktur Kepersertaan dan Hubungan antar Lembaga PT Askes Persero, drg. Sri Endang Tidarwati, M.M., dalam pelantikan 23 dokter gigi baru di auditorium gedung Margono, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Kamis (27/6).
Menurut Endang, dokter gigi banyak dibutuhkan di luar pulau jawa bahkan di pulau-pulau terluar di seluruh Indonesia. Namun dalam prakteknya, dokter gigi yang ditempatkan di daerah pelosok juga diminta untuk mengobati pasien di luar kesehatan gigi dan mulut. “Di luar jawa banyak butuh dokter gigi, di sulawesi, Nias, Rote, di sana masih membutuhkan uluran tangan kalian,” kata alumnus FKG UGM ini.
Endang menceritakan pengalamannya, era pertengahan tahun 80-an ia ditempatkan di daerah Barito, Kalimantan tengah. Karena keterbatasan tenaga dokter, dia juga kerap mengobati pasien di luar keahliannya. “Dokter gigi tidak hanya bisa buka mulut. Saya pernah pegang mayat, tangani pasien gagal ginjal, dan pasang alat KB. Itu mungkin mal praktek, tapi itu bagi saya pengalaman berharga yang tidak bisa dibeli dengan uang,” katanya.
Menurutnya minimnya tenaga dokter dan dokter gigi di daerah pelosok Indonesia menuntut tenaga kesehatan yang harus menguasai bidang ilmu kedokteran lainnya. Oleh karena itu, ia berpesan agar lulusan dokter gigi baru harus siap bekerja dan ditempatkan di berbagi pelosok terpencil di seluruh Indonesia. “Di jogja itu ada 800-an dokter gigi. Kalau kalian hanya mau bekerja di jogja itu sama saja seperti menggarami lautan, tapi di luar jawa anda sangat dibutuhkan,” imbuhnya.
Pengalaman yang sama juga disampaikan oleh ketua Pengurus wilayah Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) DIY, Prof. Dr. drg. Sudibyo, SU, Sp. Perio (K). Ia menuturkan dirinya pernah diajak ikut dalam operasi besar saat bekerja di Makassar. “Kadang dokter gigi diajak ikut menangani operasi besar,” ujarnya.
Untuk meningkatkan kompetensi dokter gigi, ia menyarankan agar dokter gigi juga harus menambah pengetahuan dan keterampilan lain. “Mestinya dokter gigi belajar spesialis untuk menambah kompetensinya,” katanya.
Dekan FKG UGM, Dr. drg. Erwan Sugiatno, MS., Sp. Pros (K)., mengatakan FKG melantik 23 lulusan dokter gigi baru, terdiri terdiri 7 pria dan 16 wanita. Hingga sampai saat ini FKG UGM telah meluluskan 3.794 dokter gigi. Dalam pengabdiannya, kata Erwan, dokter gigi tetap memberikan prioritas pelayanan edukasi kesehatan gigi dan mulut. (Humas UGM/Gusti Grehenson)