Yogya, KU
Indonesia sangat kaya dengan pusaka budaya yang berwujud nonmateri atau intangible cultural heritage (ICH). Tradisi lisan nusantara sebagai salah satu perwujudan dari ICH merupakan produk kultur yang terkait dengan hidup dan kehidupan pemiliknya. Tradisi lisan nusantara merupakan sumber kebijakan dan alat untuk membangun budaya yang berciri pluralistik.
Hal tersebut disampaikan antropolog UGM, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.Phil., Kamis (15/10), di kampus UGM, dalam rilisnya sehubungan dengan akan diadakan seminar ”Tradisi Lisan Nusantara” dan pementasan wayang kulit.
Menurut Heddy, selama ini upaya untuk meningkatkan apresiasi terhadap tradisi lisan nusantara belum dilakukan secara maksimal. Dalam membuat kebijakan, pemerintah seharusnya berpihak kepada warisan budaya yang nonmateri ini. Dengan demikian, warisan budaya jenis ini tetap memiliki ruang hidup. Tidak hanya itu, dunia akademis juga belum banyak memberikan sumbangan pemikiran dan temuan yang dapat dijadikan pilot-project serta rujukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan.
Salah satu cara untuk mengangkat citra tradisi lisan nusantara adalah dengan menjembatani pemahaman terhadap tradisi tersebut. “Dengan tradisi lisan mampu mentransformasikan muatan filsafat, nilai-nilai adiluhung, dan ekspresi hubungan kemanusiaan-ketuhanan yang ada di dalamnya dapat dipahami oleh masyarakat, baik masyarakat akademik maupun masyarakat umum,” kata Heddy.
Untuk menjembatani hal itu dan ikut berupaya mengkaji, mendokumentasi, dan memberdayakan agar tetap dapat mengungkapkan warisan budaya, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM akan menggelar pementasan wayang kulit berlakon ”Rama Tambak”, yang disertai dengan penerjemahan spontan ke dalam bahasa Inggris. Pentas akan dilaksanakan pada Senin, 19 Oktober 2009, pukul 19.00-24.00 bertempat di panggung terbuka FIB UGM. Penerjemah acara tersebut dipercayakan kepada Kathryn Emerson dari The Jakarta International School.
Hari berikutnya, Selasa, 20 Oktober 2009 pukul 09.00, akan diselenggarakan seminar tradisi lisan nusantara dengan tema ”Pencitraan Tradisi Lisan” di Auditorium FIB UGM. Seminar menghadirkan Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.Phil. (Antropolog UGM), Prof. Paula Richman, Ph.D. (Pakar Ramayana, Department of History – Oberlin College, Ohio AS), dan Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc. (Ketua Prodi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana UGM). (Humas UGM)