• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Ketersediaan Pangan Nasional Didominasi Pangan Impor

Ketersediaan Pangan Nasional Didominasi Pangan Impor

  • 04 Juli 2013, 16:33 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 8647
Ketersediaan Pangan Nasional Didominasi Pangan Impor

YOGYAKARTA – Pemerintah disarankan untuk mengurangi kebijakan impor pangan kendati kebijakan itu diambil untuk meningkatkan ketersediaam pangan. Pasalnya, kebijakan impor pangan dinilai lebih berpihak kepada pengusaha dan importir dibanding pada petani. Sehingga diperlukan upaya peningkatan luasan lahan pangan dan pengembangan industri hulu dan industri hilir pertanian. “Kebijakan impor pangan  perlu ditinjau kembali karena pemerintah terkesan tidak ada usaha untuk menghentikan dan mengurangi impor pangan,” kata  Peneliti Pusat Pangan dan Gizi UGM, Prof. Dr. Ir. Umar Santoso, M.Sc., dalam seminar ‘Ketahanan Pangan yang Berdaulat dan Mandiri’ yang diselenggarakan Majelis Guru Besar (MGB) UGM, kamis (4/7).


Dikatakan Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM ini, ketersediaan pangan di masyarakat didominasi pangan impor. Oleh karena itu ia menyebutkan kedaulataan dan kemandirian pangan belum ditegakkan. Hal ini disebabkan komitmen pemerintah untuk menegakkan kedaulatan pangan dirasakan masih sangat minim. “Semua butuh political will yang kuat jika pemerintah ingin menegakkan kedaualan pangan di negeri ini,” katanya.  


Selain persoalan pangan, ketersediaan pangan dalam bentuk kalori ditenggarai belum merata, bahkan akses masyarakat terhadap pangan masih sangat buruk. Umar Santoso mengatakan sekitar 48 % penduduk kelebihan asupan kalori, sedangkan 26 persen penduduk kekurangan kalori karena faktor kemiskinan. Rendahnya aksesibilitas pangan tersebut mengancam penurunan komsumsi makanan yang beragam, bergizi-seimbang dan aman, “Kekurangan asupan gizi ini mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan kesehatan,“ katanya.


Pengamat ekonomi pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Masyhuri mengatakan penurunan produksi pangan nasional disebabkan ketersediaan lahan pertanian yang masih sangat minim. Rata-rata petani di Indonesia hanya menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. “Makin lama skala usaha pertanian mereka makin mengecil,” imbuhnya.


Kondisi sebaliknya, di Negara Thailand rata-rata penguasaan lahan mencapai 4 hektar per satu orang petani. Sedangkan di Amerika Serikat dan Australia penguasaan lahan oleh petani mencapai rata-rata 200 hektar.
Disamping faktor ketersediaan lahan, petani juga dihadapkan pada penguasaan teknologi yang cenderung stagnan dan belum berkembangnnya industri hulu dan hilir produk pertanian.

Yang lebih menyedihkan, tambah Masyhuri, kredit perbankan di sektor pertanian masih sangat sangat rendah yakni 5,5% dari total kredit yang dikucurkan perbankan yang mencapai Rp 149 Tiliun. Namun demikian kredit di sektor pertanian tidak semuanya disalurkan ke komoditas pangan melainkan pada komoditas kelapa sawit. “Komoditas padi baru, pembibitan dan budidaya sapi potong serta holtikultura masih sangat minim,” ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Stop Impor Daging dan Beras?

    Sunday,11 September 2011 - 16:26
  • Fakultas Agrokompleks UGM Canangkan Gerakan Kedaulatan Pangan

    Wednesday,16 October 2013 - 15:20
  • Kebijakan Pangan Nasional Sebatas Politik Pencitraan

    Tuesday,12 April 2011 - 15:41
  • Analisis Ketahanan Pangan Hantar Tedy Raih Doktor

    Tuesday,12 January 2016 - 12:25
  • Pendekatan Budaya dapat Meningkatkan Kebiasaan Makan Pangan Lokal

    Wednesday,31 January 2018 - 19:25

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual