• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Teliti Hutan Jati Di Jawa, Budi Widodo Raih Doktor

Teliti Hutan Jati Di Jawa, Budi Widodo Raih Doktor

  • 22 Juli 2013, 13:44 WIB
  • Oleh: Agung
  • 6782
Teliti Hutan Jati Di Jawa, Budi Widodo Raih Doktor

Masalah utama dalam pengelolaan hutan jati di Jawa adalah pada sistim perencanaan hutan dan sistem pembuatan tanaman yang dilakukan tidak dapat mengakomodir perkembangan yang terjadi di lapangan. Akibatnya dari waktu ke waktu produktivitas hutan yang dikelola semakin berkurang.

Menurut Budi Widodo, Kepala Perum Perhutani KPH Banyumas Timur penurunan produktivitas terjadi sebagai akibat dari kegiatan penebangan yang dilakukan serta gangguan keamanan hutan terutama pencurian pohon. Dengan sistim pengelolaan yang dilakukan saat ini, produktivitas dalam tegakan hutan jati dalam bentuk pertumbuhan riap masih kalah cepat dengan pengurangan potensi sebagai akibat kegagalan tanaman, kerusakan hutan serta tebangan yang dilakukan.

Sementara pengaturan hasil masih berdasar pada tegakan jati saja, meskipun sebenarnya potensi jenis kayu lain maupun non kayu banyak terdapat dalam bagian hutan. "Karena itu kecenderungan monokultur dalam pengelolaan hutan jati jika dikaitkan dengan upaya peningkatan produktivitas lahan hutan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat sekitar hutan dirasa perlu untuk segera diperbaiki", katanya di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM, Jum'at (19/7) saat menempuh ujian terbuka program doktor ilmu kehutanan.

Budi Widodo menyatakan pengaturan hasil untuk jenis jati sebagai inti (core) dari pengelolaan hutan di Jawa, perlu untuk dilengkapi dengan pengaturan hasil untuk jenis-jenis selain jati yang ditanam. Bahwa pengaturan hasil untuk jenis lain dalam kelas perusahaan jati yang dibuat diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti kayu bakar serta untuk memberikan penghasilan antara sambil menunggu hutan jati dapat dipanen kembali.
"Dalam hal ini kelola produksi dan kelola sosial menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. Sistim perencanaan yang mengikuti kecenderungan monokultur ini perlu disempurnakan", jelasnya.  

Ia berpendapat kegiatan perencanaan hutan yang dilakukan Perum Perhutani dalam perjalanannya mengalami kesulitan. Hal ini diakibatkan pada suatu bagian susunan kelas hutan lebih didominasi oleh kelas hutan umur muda. Karena pencurian tegakan hutan berumur tua mulai menghilang, sedangkan tanaman yang dibuat selalu gagal menjadi tegakan tua akibat perencekan yang terjadi.

Karena itu kebijakan penghitungan ketat dengan umur tebang rata, pemberlakukan umur tebang minimum, serta penurunan daur dinilai tidak membuat hutan menjadi lebih baik. Bahkan dari waktu ke waktu kondisi tegakan hutan menjadi semakin tidak normal.

Komposisi kelas hutan umur muda semakin besar, akibatnya umur rata-rata tegakan menjadi semakin berkurang. Penurunan potensi akibat gangguan keamanan berupa pencurian pohon serta kegagalan tanaman tidak dapat diatasi dengan kebijakan tersebut.

"Terus terang kebijakan tersebut hanya menguntungkan perusahaan. Jika kebijakan seperti ini tidak segera dihentikan, maka suatu saat tidak akan ditemukan tegakan jati berumur tua pada hutan-hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani", ungkapnya saat mempertahankan desertasi "Revitalisasi Pengelolaan Hutan jati Di Jawa". (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Teliti Hutan Rakyat di Gunungkidul, Ayu Dewi Raih Doktor

    Wednesday,15 December 2010 - 17:29
  • Teliti Lutung Jawa, Novianto Raih Doktor

    Friday,31 December 2010 - 7:22
  • Agroforestri Untungkan Petani Hutan Jati

    Monday,10 March 2014 - 14:26
  • Teliti Deforestasi Hutan Sulawesi Tenggara Hantarkan Dosen Universitas Halu Oleo Raih Doktor

    Thursday,16 October 2014 - 15:31
  • Kelola Hutan Getas-Ngandong, UGM Rintis Penyelamatan Hutan Jawa

    Thursday,06 April 2017 - 15:40

Rilis Berita

  • Penerimaan Mahasiswa Baru UGM Jalur Prestasi Dibuka Hingga 12 April 31 March 2023
    Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru UGM jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) at
    Gloria
  • UGM Resmi Lepas Varietas Padi Unggul Gamagora 7 30 March 2023
    Universitas Gadjah Mada resmi melepas varietas padi unggul inbrida G7 dengan nama Gamagora 7 ke p
    Gusti
  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual