
Prof. Dr. dr. Mubasysyir Hasan Basri, MA resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada di Bidang Kesehatan Populasi, Selasa (15/7), di Balai Senat UGM. Dalam pidatonya, ia menyatakan hubungan kuat antara keilmuan kesehatan dengan kesejahteraan masyarakat dengan judul “Mencari Lensa dan Solusi Kelembagaan untuk Memajukan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia”.
Mubasysyir menyatakan bahwa epidemiologi bukan soal memahami kurva, angka, maupun tren penyakit, melainkan bagaimana memahami masyarakat yang terdampak. “Kesehatan tidak bisa dipandang hanya dalam lensa medika saja, namun juga memahami aspek penting lain yang ada di sekitar masyarakat seperti lingkungan, faktor ekonomi, dan budaya,” ujarnya.
Menurutnya, pendekatan population health atau kesehatan populasi mengajak kita berpikir dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya dari tempat tinggal, sekolah, hingga tempat kerja. Ia menyoroti soal lemahnya sistem tata kelola yang masih bergantung pada pendekatan proyek. Bahkan fungsi manajerial sering disatukan dengan tugas-tugas teknis operasional. “Diperlukan seseorang dengan latar belakang keilmuan kesehatan dengan kemampuan pengelolaan manajerial dan pengelolaan organisasi yang baik,” paparnya.
Pendekatan berbasis kontrak manajemen dengan indikator kinerja yang terukur dan mekanisme akuntabilitas lintas sektor sangat diperlukan. Psalnya, keberhasilan transformasi kesehatan sangat bergantung pada perubahan cara organisasi publik memahami dan menjalankan tanggung jawabnya.
Ia menyebutkan, persoalan kesehatan yang dihadapi saat ini seperti stunting, tuberkulosis, dan diabetes, tidak hanya berasal dari segi klinis. Sebaliknya faktor lingkungan sosial, aksesibilitas terhadap air dan udara bersih, sumber pangan bergizi, dan pola hidup sangat berpengaruh. “Sayangnya faktor-faktor tersebut justru dikelola oleh organisasi di luar sektor kesehatan,” imbuhnya.
Di akhir pidatonya, Mubasysyir menyampaikan harapannya agar pemerintah memiliki perhatian lebih untuk memberikan perspektif yang lebih luas terhadap sektor kesehatan nasional. Setidaknya terdapat empat hal yang diusulkan, yakni penentuan pengelola di tingkat daerah, mekanisme dan fleksibilitas pengelolaan antar sektor, kecepatan respons sistem informasi, dan sistem deteksi penyakit di masyarakat desa.
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia menyebutkan bahwa Prof. Mubasysyir merupakan salah satu dari 530 guru besar aktif UGM dan satu dari 75 dari 103 guru besar yang dimiliki FK-KMK UGM. “Kami ucapkan selamat kepada Prof. Mubasysyir dan semoga dapat bermanfaat serta berkontribusi bagi keilmuan serta masyarakat,” tuturnya.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie