• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Pengukuhan Guru Besar
  • Indonesia, Negara Dengan Frekuensi Petir Sangat Tinggi

Indonesia, Negara Dengan Frekuensi Petir Sangat Tinggi

  • 29 Agustus 2013, 15:12 WIB
  • Oleh: Agung
  • 11168
Indonesia, Negara Dengan Frekuensi Petir Sangat Tinggi

Indonesia terletak di daerah tropis dan dikelilingi oleh lautan. Oleh karenanya, Indonesia termasuk negara yang memiliki kepadatan sambaran petir yang tinggi. Karena berada di daerah tropis, Indonesia termasuk salah satu diantara tiga "daerah petir" yang terbesar selain Afrika Tengah dan lembah sungai Arizona.

"Namun, hingga saat ini belum banyak dilakukan penelitian petir secara luas dan mendalam di daerah tropis, padahal frekuensi petir di Indonesia sangat tinggi", kata Prof. Dr. Ir. Tarcicius Haryono, M.Sc di ruang Balai Senat UGM, Kamis (29/8) saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

Tingginya frekuensi petir, kata Haryono, dapat dilihat dari hari guruh per tahun yang dicatat di stasiun-stasiun meteorologi. Ada stasiun mencatat 30 hari guruh per tahun dan ada pula yang mencatat hingga 200 hari guruh per tahun. Sehingga berbicara tentang kepadatan petir, kepadatan petir di Indonesia jauh lebih besar dibanding dengan kepadatan petir di Eropa dan di Jepang.

"Kepadatan petir di Indonesia bervariasi antara 5 sampai dengan 15 sambaran petir per kilometer persegi per tahun, sedang di eropa dan jepang hanya berkisar antara 1 sampai dengan 3 petir per kilometer persegi per tahun", katanya.

Berada di daerah ekuatorial yang menerima insolasi dalam jumlah besar dengan hampir 70 persen wilayah merupakan perairan, Indonesia memiliki penguapan atau jumlah uap air yang besar. Dari tiga wilayah ekuator, seperti ekuator Afrika, ekuator Indonesia dan ekuator Amerika, maka Indonesia merupakan daerah konvektif paling aktif, sehingga tiga persyaratan terbentuknya awan petir mudah terpenuhi.

"Udara lembab dalam lapisan tebal 3 km, adanya insolasi yang memanasi permukaan tanah dan udara di atasnya serta atmosfer yang tidak stabil secara konvektif atau ada gaya apung termal bernilai positif adalah syarat yang bisa terpenuhi. sehingga tidak mengherankan jika jumlah hari guruh di Indonesia bisa mencapai 100 atau lebih per tahunnya", jelas suami Dra. Christina Sri Iswari Gunartiningsih.

Menyampaikan pidato pengukuhan Alat Perlindungan Peralatan Lisrik dan Bangunan Terhadap Sambaran Petir, Haryono mengakui petir dapat menimbulkan bencana langsung atau tidak langsung. Bencana-bencana tersebut dapat berupa cedera atau meninggalnya manusia secara mengerikan, hancurnya bangunan ataupun gangguan sistem tenaga listrik. Bisa pula menimbulkan kerusakan perangkat alat-alat elektronika, bagian pesawat terbang, terbakarnya tangki-tangki gas atau minyak, terbakarnya hutan dan lain-lain.

Untuk itu, katanya, perlu peralatan arester sebagai pelindung peralatan dari kerusakan karena petir. Perlindungan peralatan listrik terhadap tegangan karena sambaran petir, ini diberikan arester yang memiliki dua ujung terminal dan dipasang dengan alat yang dilindunginya. Dewasa ini, ada dua jenis arester yang digunakan di sistem tenaga listrik, yaitu arester SiC (silicon carbide) dan srester ZnO (seng oksida).

"Saat ini penggunaan arester ZnO berkembang semakin pesat dan meluas. Karena watak perlindungan terhadap bahaya kerusakan karena sambaran petir lebih baik dibanding perlindungan yang dijalankan oleh arester SiC", tandas dosen Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM. (Humas UGM/ Agung)


Berita Terkait

  • Mahasiswa UGM Mengembangkan Arrester untuk Petir Gelombang Cepat

    Wednesday,08 June 2016 - 13:20
  • Mahasiswa Geografi UGM Teliti Petir di Wonosobo

    Monday,16 July 2018 - 14:50
  • Kakao dengan Frekuensi Granula Tannin Tinggi Tahan terhadap Serangan PBK

    Thursday,22 April 2010 - 11:37
  • Badan Spektrum Frekuensi Nasional Perlu Dibentuk

    Wednesday,17 October 2018 - 13:34
  • Pakar UGM: Waspada Awan ‘Tsunami’ Berpotensi Timbulkan Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

    Tuesday,11 August 2020 - 14:05

Rilis Berita

  • UGM Jamin Tidak Ada Mahasiswa Berhenti Kuliah Karena Persoalan Biaya 09 February 2023
    Universitas Gadjah Mada berkomitmen mendukung para mahasiswa untuk dapat menjalani perkuliahan hi
    Satria
  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual