• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • DIY Pernah Alami 12 Kali Gempa Bumi

DIY Pernah Alami 12 Kali Gempa Bumi

  • 24 Oktober 2009, 19:45 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 6317
  • PDF Version

DIY Pernah Alami 12 Kali Gempa Bumi Merusak

Yogya, KU

       Daerah Yogyakarta dan sekitarnya, secara tektonik merupakan kawasan dengan tingkat aktivitas kegempaaan yang cukup tinggi di Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena daerahnya yang berdekatan dengan zona tumbukan lempeng di Samudera Indonesia. Disamping sangat rawan gempabumi akibat aktivitas tumbukan lempeng tektonik, daerah Yogyakarta juga sangat rawan gempa bumi akibat aktivitas sesar-sesar lokal di daratan. Kondisi tektonik semacam ini menjadikan daerah yogyakarta dan sekitarnya sebagai kawan seismik aktif dan kompleks.

       “Sangat mungkin gempa bumi bisa berpotensi terjadi gempabumi kuat dan tsunami di masa mendatang,” kata peneliti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Daryono,. S.Si., M.Si, dalam seminar bulanan, 'Mengantisipasi Ancaman Bencana di wilayah DIY', Sabtu (24/10) di ruang seminar PSBA.

       Berdasar data sejarah kegempaan, DIY sudah 12 kali mengalami bencana gempa bumi merusak yakni pada tahun 1840 dan 1859 yang terjadi tsunami, 1867 (5 tewas dan 327 rumah roboh), tahun 1875, 1937 (2200 rumah roboh), 1943 (250 orang tewas, 28 ribu rumah roboh), 1957, 1981, 1992, 2001, 2004, dan tahun 2006.

       Menurut Daryono, sesar-sesar lokal yang masih aktif yang terdapat di Jawa Tengah dan Yogyakarta serta jenis tanah yang gembur dengan kandungan air tanah cukup tinggi tampaknya telah mengamflikasi getaran gempa bumi hingga menyebabkan kerusakan parah di daerah tersebut.

       “Gempa bumi Jateng dan Jogja ini merupakan contoh klasik gempabumi subduksi dangkal yang berpusat di cekungan busur jawa,” katanya.

       Ia menambahkan, sejak dahulu daerah Bantul merupakan kawasan yang selalu mengalami kerusakan paling parah setiap terjadi gempa bumi. “Kondisi alam semacam ini merupakan sebuah kenyataan yang harus diterima oleh masayarakat Bantul, sehingga suka tidak suka. Semua itu harus dihadapi oleh penduduk yang tinggal di kawasan seismik aktif,” katanya.

       Menurut Daryono, pemahaman tentang manajemen bencana perlu dimengerti dan dikuasasi oleh seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, maupun swasta guna menekan sekecil mungkin korban jiwa dan jerugian harta benda yang mungkin timbul jika terjadi gempabumi.

       Sementara peneliti PSBA Dr. Danang Sri Hadmoko menyiroti pentingnya untuk mewaspadai bencana sekunder akibat gempabumi Salah satunya adanya bencana tanah lonsor akibat terjadinya  keretakan tanah daerah pebukitan dan pegunungan pasca gempa.

       “Bulan Januari merupakan bulan yang tedapat kasus tertinggi bencana alam longsor karena konsentrasi curah hujan maksimum,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Jauh Sebelum 2004, Aceh Pernah Alami Giant Tsunami

    Monday,25 July 2011 - 15:17
  • DIY Pernah Alami 12 Kali Gempa Bumi Merusak

    Saturday,24 October 2009 - 20:02
  • Gempa Bumi Sulit Diprediksi, Masyarakat Jangan Percaya Mitos

    Saturday,01 February 2014 - 12:36
  • Fakultas Geografi, Pencetus Simulasi Tanggap Bencana di Kampus UGM

    Wednesday,01 June 2011 - 6:46
  • Mahasiswi Myanmar Raih Doktor di UGM

    Monday,20 February 2017 - 16:09

Rilis Berita

  • 40.594 Peserta Ikut Seleksi CBT Ujian Masuk UGM 26 June 2022
    Sebanyak 40.594 peserta mengikuti Tes Berbasis Komputer (CBT) Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada
    Gusti
  • Guru Besar FMIPA UGM Prof Subanar Berpulang 25 June 2022
    Guru Besar Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, Prof
    Gloria
  • UGM Terjunkan 6.247 Mahasiswa KKN-PPM 24 June 2022
    Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med. Ed., Sp.OG (K), Ph.D., secara resmi&
    Gusti
  • Generasi Muda Perlu Paham Aturan Main tentang Perlindungan Lingkungan Hidup 24 June 2022
    Dosen Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. M. Pramono Hadi, M.Sc., melihat ek
    Satria
  • Pemerintah Perlu Ambil Langkah Strategis Penuhi Kebutuhan Minyak Nasional 24 June 2022
    Indonesia telah menjadi net-importir minyak bumi selama 20 tahun terakhir. Kondisi tersebut ter
    Ika

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual