Bersamaan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat, dalam rangka peringatan Hari Listrik Nasional ke-64, Fakultas Pertanian UGM melakukan tebar benih lele di Desa Wonosri, Kecamatan Ngrombol, Kabupaten Purworejo, Senin (26/10). Penebaran benih dilakukan oleh Dekan Fakultas Pertanian (Faperta), Prof. Ir. Triwibowo Yuwono, Ph.D., General Manager P3B Jawa-Bali, Nur Pamudji, MBMUM P3B Jawa-Bali, Affandi, VP CSR PT PLN, Dewi Setiani, Sekwilcam Kecamatan Ngrombol, Windarto, dan Rahmat Ari Kuswanto dari Rumah Zakat Indonesia (RZI).
Selain penebaran lebih kurang 7.000 benih lele, diresmikan pula penggunaan biogas untuk kebutuhan rumah tangga dan penanaman sejumlah pohon mangga serta pepaya. Ini merupakan kegiatan yang mendapat dukungan penuh program corporate social responsibility (CSR) PT PLN.
Dewi Setiani menyambut baik program CSR P3B PT PLN Jawa-Bali. Menurutnya, PLN P3B Jawa-Bali telah menunjukkan kepedulian tinggi terhadap masyarakat dibandingkan dengan yang lain. Berbagai upaya kepedulian tersebut telah menunjukkan keberhasilan. “Yang jelas nampak adalah pelatihan cake house untuk perempuan di Cimahi dan Pulogadung. Program ini pun akhirnya melebar di Bekasi, Depok, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Gresik, dan Malang. Di samping itu, dikembangkan pula Kelompok Ternak Sapi Sido Maju di Desa Bergas Kidul, Kabupaten Semarang,” terangnya.
Sementara itu, menanggapi kegiatan tebar lele yang dilakukan oleh UGM, PT PLN, dan Muspika Kecamatan Ngrombol, Dr. Ir. Taryono, staf pengajar Faperta UGM, mengatakan pembudidayaan lele ini telah melalui kajian berupa pengembangan Effective Microorganism (EM) untuk pertanian dan perikanan. Produk ini merupakan gabungan hasil penelitian berupa faktor-faktor positif kandungan EM produksi PLN Thailand dan EM produksi UGM yang selanjutnya dikemas dalam bentuk serbuk padat. Serbuk tersebut kemudian disebarkan kepada petani.
Untuk tahap awal, penanganan lele terpal (lepal) ini akan dibantu oleh mahasiswa KKN UGM di Desa Wonosri. Para mahasiswa KKN diharapkan dapat melakukan pendampingan pada petani agar lele terpal tidak berbau dan sehat. Faperta UGM dan PT PLN telah berupaya memecahkan masalah tersebut dengan mengembangkan produk Biofish (PLN).
Biofish merupakan biakan mikroorganisme pendegradasi sisa bahan organik dalam kolam dan bakteri non-pathogenik yang diharapkan mampu bersaing dengan bakteri pathogen dalam kolam. Ini merupakan bakteri pemecah bahan organik dalam kolam yang tidak berbahaya. Kandungan dalam Biofish (PLN), antara lain, Nitrosomonas sp., Nitrobacter sp., Lactococcus sp., dan Lactobacillus sp., sedangkan bakteri antagonis meliputi Aeromonas sp., Bacillus coagulans, B. firmus, dan B. Laterosporus.
“Biofish (PLN) dapat digunakan dua minggu setelah penebaran, baik secara langsung atau dicampur terlebih dahulu dengan tanah lempung baru ditebarkan di kolam. Dengan biofish ini diharapkan dapat menyehatkan lingkungan serta lele yang dibudidayakan,” jelas Taryono.
Dipilihnya lele karena ikan air tawar ini mudah dibudidayakan. Lele mampu tetap hidup pada lingkungan yang kurang baik, misalnya pada kolam tertutup dengan kepadatan tanah tinggi. Ikan ini bahkan dapat dibudidayakan tanpa penggantian air sehingga dapat dikembangkan di lahan pekarangan, daerah pegunungan, maupun tadah hujan dengan teknologi yang sangat sederhana. (Humas UGM)