Yogya, KU
Saat ini dunia sedang menghadapi berbagai persoalan. Indonesia termasuk negara yang menjadi harapan banyak pihak untuk menjadi mitra dalam mencari penyelesaian permasalahan dunia. UGM, sebagai salah satu pusat pertumbuhan intelektual di negeri ini, sangat berpotensi untuk berperan serta dalam solusi persoalan dunia tersebut.
Dalam rangka turut menyelesaikan persoalan-persoalan dunia, UGM akan mengangkat sekaligus mengadvokasi local wisdom. Banyak pihak internasional telah memperlihatkan apresiasinya terhadap potensi dan capaian UGM, misalnya dalam hal penanganan bencana, pemberdayaan masyarakat, ekonomi mikro, perbaikan budaya berbasis pendidikan, dan lain-lain. “Bulan Oktober 2010 nanti, UGM akan menyelenggarakan World Conference, di mana para pakar dan tokoh internasional akan berbagi pengalaman dalam rangka merajut sinergi potensi-potensi lokal sebagai solusi masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh dunia,” ujar Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dalam pidato Wisuda Program Pascasarjana di Grha Sabha Pramana, Rabu (28/10).
Ditambahkan Rektor, peran serta UGM bukanlah sekadar sebuah peluang. Namun, memang sejalan dengan semangat UGM, yakni mengembangkan dan menerapkan ilmu untuk keadaban, kemanfaatan, dan kebahagiaan umat manusia. “Kita bersama yakin bahwa alumni UGM mampu merealisasikan harapan tersebut di mana pun mereka bekerja,” tandasnya
Lebih lanjut Rektor mengatakan para alumni UGM dapat mengambil peran penting sebagai trendsetter pembangunan sistem, budaya kerja, dan kepemimpinan. Para alumnus dapat berperan menjadi solusi tantangan bangsa ke depan yang tentu bergulir mencari bentuk yang berorientasi pada cita-cita kemakmuran, keamanan, kesejahteraan, dan keadilan.
Dalam periode kali ini, Rektor mewisuda 1.272 lulusan, terdiri atas 1.226 master, 33 spesialis, dan 13 doktor. Rerata lama studi untuk wisuda periode ini adalah 2 tahun 2 bulan (untuk S2), 4 tahun 5 bulan (untuk spesialis), dan 4 tahun 8 bulan (untuk S3). Waktu studi tersingkat jenjang S2 diraih oleh Dimas Rahadian Aji Muhammad dari Fakultas Teknologi Pertanian, yakni 1 tahun 0 bulan.
Sementara itu, untuk jenjang spesialis, Anastasia Elsa Prahasti dari Fakultas Kedokteran Gigi tercatat sebagai peraih waktu studi tersingkat, yakni 2 tahun 4 bulan. Untuk jenjang S3, Prayudi Syamsuri dari Fakultas Pertanian berhasil menjadi doktor dengan lama studi tiga tahun. Lulusan termuda diraih oleh Ratna Suci Wahyu Hardiati dari Fakultas Farmasi, yang pada usia 23 tahun 2 bulan 15 hari telah menyelesaikan studi magisternya. Kali ini, wisudawan S2 reguler yang berpredikat cumlaude berjumlah 18,24% dari semua lulusan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)