• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Swasembada Daging, RI Butuh Impor Sapi Bibit Bukan Sapi Potong

Swasembada Daging, RI Butuh Impor Sapi Bibit Bukan Sapi Potong

  • 20 September 2013, 12:09 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 8410
Swasembada Daging, RI Butuh Impor Sapi Bibit Bukan Sapi Potong

YOGYAKARTA – Pemerintah RI sejak 13 tahun yang lalu berencana berswasembada daging namun hingga saat ini belum tercapai. Syarat untuk swasembada daging  adalah minimal 90 % konsumsi daging sapi dipasok dari sapi domestik. Sisanya 10 % dipenuhi melalui impor, baik dalam bentuk sapi bakalan maupun daging beku. Sampai saat ini, Indonesia masih kekurangan 85 ribu ton atau 17,5% dari total kebutuhan dalam negeri. Padahal, total kebutuhan daging sapi domestik mencapai 484 ribu ton, sementara total produksi daging sapi dalam negeri hanya mencapai 399 ribu ton.

Guru Besar Bagian Ilmu Reproduksi Hewan Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D., mengatakan Indonesia memiliki potensi untuk usaha peternakan sapi potong dilihat kemampuannya dalam penyediaan pakan. Bahkan saat ini masih tersedia kawasan perkebunan yang relatif kosong ternak seluas lebih dari 15 juta hektar. “Tiap hektar kawasan perkebunan dan pertanian sedikitnya mampu menyediakan bahan pakan untuk 1-2 ekor sapi sepanjang tahun,” kata Aris Junaidi dalam Pidato Ilmiah Dies Natalis ke-67 FKH UGM, Jumat (20/9).

Dalam pidato yang berjudul ‘Menggagas Terwujudnya Swasembada Daging Sapi di Indonesia’, Aris Junaidi mengatakan beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya pencapaian swasembada daging sapi disebabkan sebagian besar pelaku usaha peternakan adalah petani kecil dengan skala kepemilikan 1-3 ekor sapi yang hanya sebagai tabungan bukan pendapatan utama. Rendahanya tingkat pendidikan peternak yang mencapai 25 % tidak tamat SD dan 37% lulusan SD. Minimnya tenaga penyuluh pertanian, tenaga medis dan paramedis veteriner yang menangani reproduksi dan kesehatan hewan.

Selain itu, belum optimalnya peran Balai Pembibitan Ternak Unggul sebagai pusat pembibitan sapi secara nasional serta sulitnya mengontrol pemotongan sapi betina produktif.

Untuk mewujudkan program swasembada daging sapi yang berkelanjutan, Aris Junaidi mendesak pemerintah untuk segera merevisi blue print Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014 dan merevisi pengaturan impor sapi bibit dengan memasukkan sapi betina produktif dalam permentan yang baru. Program jangka pendek adalah pendataan jumlah betina produktif dan impor sapi bibit kategori I untuk Pusat Pembibitan Ternak Unggul yang akan digunakan sebagai penyuplai bibit sapi secara nasional. “Sedangkan untuk mempercepat populasi adalah dengan impor bibit kategori 3 dan 4 untuk peremajaan di kelompok ternak atau integrasi peternakan dengan perkebunan,” katanya.

Diakui oleh Aris, dari sejarah impor sapi hidup asal Australia yang berlangsung sejak 1980-an, Indonesia memang belum pernah mengimpor sapi bibit asal Australia, melainkan sapi bakalan dan sapi betina bunting yang bukan kategori betina produktif. “Indonesia memang tidak pernah mengimpor sapi bibit yang mendapatkan sertifikat pedigree, sehingga sapi-sapi yang diekspor Australia untuk keperluan breeding sebenarnya bukan sapi bibit tapi sapi potong,” tuturnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Upaya Pembibitan Sapi Perlu Diperkuat

    Wednesday,27 April 2016 - 18:57
  • Mentan: Pemenuhan Daging Sapi Nasional Belum Libatkan Perbankan, Swasta, dan Masyarakat

    Sunday,08 November 2009 - 18:50
  • Seminar Menghadapi “Ketercukupan Daging Sapi 2010”

    Thursday,03 August 2006 - 8:49
  • Pemerintah Perlu Impor Bibit Sapi

    Monday,13 June 2016 - 14:23
  • Dukung Program Swasembada Daging, Fapet Gelar Workshop

    Tuesday,03 July 2012 - 14:14

Rilis Berita

  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika
  • Tim Peneliti UGM Lakukan Riset Inverter Statik Kereta Api 06 February 2023
    Tim peneliti dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Univers
    Gusti
  • Mahasiswa KKN UGM Kembangkan Wisata Panas Bumi Kawah Sikidang 06 February 2023
    Dataran Tinggi Dieng merupakan kompleks gunung api. Selain menjadi sumber energi panas bumi denga
    Gusti
  • Lebih dari 3 Ribu Mahasiswa UGM Terima Insentif Prestasi Sebesar 2 Miliar di 2022 06 February 2023
    UGM berkomitmen kuat untuk terus mendukung dan memfasilitasi para mahasiswanya dalam pengembangan
    Satria
  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual