Yogya, KU
UGM memenangkan dana hibah Indonesia Managing Higher Education for Relevancy & Efficiency (IMHERE) komponen B2c dari Ditjen Dikti Depdiknas sebesar 30 miliar rupiah dan minimal 8% dari dana pendamping untuk memperkuat tiga pusat unggulan (Center of Excellence, CoE) yang telah ada. Kontrak telah ditandatangani oleh Direktur Eksekutif IMHERE UGM, Dr. Cahyono Agus, terhitung mulai tanggal 15 Oktober 2009, untuk jangka waktu tiga tahun.
Proposal hibah berjudul “Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan menuju Universitas Riset Berkelas Dunia” dimaksudkan untuk memperkuat pusat unggulan “Biodiversitas Anggrek Tropika” di Fakultas Biologi, “Obat Herbal” di Fakultas Farmasi, dan “Reduction Emission from Deforestation and Degradation (REDD)” di Fakultas Kehutanan, yang juga melibatkan KP4, LPPM, dan LPPT, serta dukungan dari direktorat terkait di UGM.
Agus Cahyono mengharapkan adanya dana hibah ini dapat berdampak lebih baik pada peningkatan kualitas unggulan institusi melalui kemampuan seluruh stakeholder pengampunya dalam penerapan pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat berbasis penelitian. “Peningkatan kualitas riset, manajemen, kerja sama, dan tanggung jawab sosial, berupa capaian outstanding yang jelas, tegas, dan terukur,” tuturnya, Jumat (30/10), di kampus UGM.
Dikatakan Agus, dengan pusat unggulan anggrek tropika diharapkan megadiversitas tropika dapat lebih bernilai dan dihargai serta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan dunia secara langsung. Alasannya, pusat unggulan ini juga dijadikan sebagai media pendidikan, penelitian, pengabdian, dan pengembangan institusional.
Sementara itu, pusat unggulan REDD bisa menjadi kontributor utama dalam penanggulangan pemanasan global melalui pembangunan berkelanjutan berwawasan ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya dengan ciri khas Indonesia. Terakhir, pusat unggulan obat herbal diharapkan mampu menjadi pemberdaya utama dalam pemanfaatan sumber daya hayati tropika yang berlimpah sebagai obat alami berkhasiat, manjur, dan aman. (Humas UGM/Gusti Grehenson)