Sebanyak 35 orang guru perintis siap dikirim mengajar di sejumlah sekolah Kabupaten Puncak, Papua. Mereka dikirim sebagai tenaga perintis dan penggerak untuk memajukan pendidikan warga Kabupaten Puncak.
Kabupaten Puncak terletak di ketinggian antara 3000 – 4800 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayahnya berada di pegunungan tengah Provinsi Papua terdiri dari bukit-bukit yang menjulang tinggi dan jurang yang dalam. Kondisi tersebut menjadikan banyak distrik dan kampung yang terisolir dan tidak mempunyai akses transportasi maupun komunikasi sama sekali. Angka tuna aksaranya pun sangat tinggi, yaitu mencapai 76,88 persen pada tahun 2013 (UP4B).
“Kabupaten Puncak merupakan salah satu daerah terisolir di Indonesia, mengalami beberapa tantangan geografis yang berdampak bagi pembangunan sosial budaya, terutama pendidikan. Sarana prasarana pendidikan masih sangat minim dan tenaga pengajar yang belum mencukupi, ” kata Kepala Kelompok Kerja Papua UGM, Drs. Bambang Purwoko, dalam acara Pembukaan Seleksi Guru Perintis di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Program guru perintis merupakan hasil kerjasama antara Kelompok Kerja Papua dan Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) Fisipol Universitas Gadjah Mada dengan Pemerintah Kabupaten Puncak. Ketiga puluh lima guru perintis yang akan dikirim merupakan guru dari berbagai daerah yang dinyatakan lolos dalam proses rekrutmen yang dilakukan di Yogyakarta dan Makasar.
“ Berbeda dengan program serupa yang telah ada, peserta seleksi Guru Perintis haruslah merupakan sarjana studi pendidikan. Dengan demikian, mereka telah memiliki bekal pedagogi yang cukup untuk mengajar para calon muridnya,” papar Bambang Purwoko.
Ditambahkan Atiyatul Izzah, Tim Panitia Rekrutmen Guru Perintis, setelah lolos seleksi seluruh guru akan mengikuti berbagai aktivitas pelatihan pra-pemberangkatan selama lima hari, 15-19 Oktober 2013. Hal tersebut dilakukan untuk mempersiapkan mental dan fisik para guru. Persiapan mental dilakukan dengan aktivitas praktik lapangan di SD Negeri Samirono, SMP Negeri 5 Yogyakarta, dan SMA Negeri 9 Yogyakarta. Sementara pembekalan fisik dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan di GMC UGM yang pelaksanaannya difasilitasi oleh Kelompok Kerja Papua dari Fakultas Kedokteran Umum.
Kegiatan pertama yang dilakukan Kelompok Kerja Papua tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat Puncak, sebagai wujud kontribusi UGM untuk memajukan pembangunan terutama pendidikan di Tanah Papua. Kelompok Kerja Papua UGM bekerja secara sinergis memanfaatkan sumber daya jaringan dengan semangat pengabdian untuk memajukan pendidikan di Tana Papua melalui Program Rekrutmen Guru Perintis: Sarjana Mendidik Bangsa.
“Kami berinisiatif menjalin kerja sama ini untuk memajukan Puncak. Harapannya, para Guru Perintis akan bisa meningkatkan pendidikan di kabupaten kami, sehingga mutu kehidupan warga Puncak pun jadi lebih baik,” kata Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik, M. Dev.
Pelepasan guru perintis rencananya akan dilaksanakan Sabtu, (19/10) pukul 09.00-11.00 di Balairung, UGM. Prosesi pelepasan dilakukan secara langsung oleh Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.SocSc, didampingi Kepala Kelompok Kerja Papua UGM, Drs. Bambang Purwoko ,serta Bupati Kabupaten Puncak, Willem Wandik, M. Dev. (Humas UGM/Ika)