Untuk mengantisipasi merebaknya kembali penyakit hepatitis yang pernah melanda UGM, sebanyak 60 pedagang kaki lima (PKL) mengikuti Pelatihan Edukasi Sistem Keamanan Pangan bagi Produsen dan Konsumen Food Court Kampus UGM. Pelatihan diselenggarakan oleh Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM, dan berlangsung pada hari Sabtu (31/10).
Menurut Ketua Panitia Pelatihan, Muhammad Prasetya Kurniawan, S.T.P., M.Sc., pelatihan merupakan tindak lanjut dari hasil survei yang pernah dilakukan FTP UGM beberapa waktu lalu. Hasil survei menunjukkan para konsumen merasakan tingkat kepuasan yang diberikan PKL di lingkungan UGM. “Dari kuesioner yang kita sebar, mereka rata-rata puas dengan aneka menu yang ada, harga yang terjangkau, dan mudah diakses,” ujar Prasetya di FTP UGM.
Meski begitu, kajian analisis menunjukkan konsumen kurang memperhatikan aspek keamanan makanan dan minuman. Mereka hanya berpikir bagaimana rasa lapar yang dirasakan dapat terpuaskan saat itu. “Puas akan harga, akses, fasilitas, sarana, dan prasarana, tapi tidak mempertimbangkan apakah makanan yang disantap sudah memenuhi standar kesehatan atau belum,” tambah Prasetya yang juga staf pengajar FTP UGM ini.
Seiring dengan semakin banyaknya konsumen yang membanjiri sudut-sudut Food Court UGM, dipandang perlu untuk menyelenggarakan pelatihan bagi para PKL di lingkungan UGM. Dalam pelayanan dan penyajiannya, dikhawatirkan para PKL tersebut mengabaikan sisi keamanan makanan.
Pelatihan diikuti oleh 52 pedagang Plaza Campus Food Court, lima pedagang Plaza Humaniora Mandiri, dan perwakilan komunitas pedagang Sunday Morning. Mereka selama sehari mendapatkan berbagai materi tentang makanan atau menu yang memenuhi standar kesehatan. Dengan edukasi dan pelatihan ini diharapkan mampu membangun kesadaran, baik bagi konsumen maupun produsen, terhadap standar mutu keamanan pangan. Karena tanpa diadakan pelatihan, dikhawatirkan akan menjadi bumerang, bahkan mungkin bom waktu, yakni merebaknya kembali penyakit hepatitis di lingkungan UGM.
“Banyak yang berkunjung ke sana, tapi bagaimana jika standar sanitasi dan kesehatan tidak diperhatikan? Salah satu mahasiswa UGM gagal melanjutkan studi diakibatkan permasalahan kesehatan semacam ini. Oleh karena itu, kita ingin menanggulangi jangan sampai hal itu terjadi lagi,” jelas Prasetya.
Di samping pelatihan, di akhir acara para PKL menandatangani kontrak dengan UGM. Kontrak berisi pernyataan, antara lain, PKL-PKL mau diperiksa sewaktu-waktu oleh pihak UGM untuk standardisasi kesehatan. “Ini memang bukan kewenangan UGM untuk melakukan itu. Namun, kewenangan BPPOM, kita sifatnya hanya membantu BPPOM. Bagaimana kita bersama PT Gama Multi dan DPPA UGM memantau untuk kesadaran pedagang akan arti kesehatan makanan ini,” pungkas Prasetya. (Humas UGM)