• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • JKN 2014, Warga Miskin Selayaknya Dapat Obat Esensial

JKN 2014, Warga Miskin Selayaknya Dapat Obat Esensial

  • 21 Oktober 2013, 14:17 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3920
JKN 2014, Warga Miskin Selayaknya Dapat Obat Esensial

YOGYAKARTA – Kepala Pusat Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat UGM, Prof. Dr. Sri Suryawati mengatakan biaya obat yang dikeluarkan pasien ternyata 3-5 kali lebih mahal dari yang seharusnya. Tidak hanya itu, jumlah obat yang diresepkan pun jauh lebih banyak dari yang seharusnya. Menurut Suryawati, hal itu terjadi karena ketidaktahuan pasien dan tingginya tingkat permintaan obat yang menjadi peluang pasar bagi industri obat.

Hal itu disampaikan Suryawati dalam seminar ‘Peran Strategis Apoteker Dalam Jaminan Kesehatan Nasional’ di gedung University Club, Sabtu (19/10).  Seminar yang digagas fakultas Farmasi UGM ini juga menghadirkan pembicara lain, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes, Dra. Mauralinda Sitanggang, Ph.D., Apt.  dan  Koordinator Forum Pengurus Daerah IAI Se-Jawa Bali, Drs. Jamaludin Al Jeff., Apt.

Suryawati mengatakan, tidak hanya di Indonesia juga terjadi di belahan dunia, obat esensial kurang digunakan, sebaliknya obat non-esensial justru lebih banyak digunakan. Lebih dari itu, pasien anak dalam berobat juga tidak mendapatkan obat dengan formula yang sesuai. Oleh karena itu kegiatan yang bersifat edukasi, managerial dan regulasi yang kuat sangat dibutuhkan untuk mengatur perdagangan obat dan pelayanan kesehatan di Indonesia. “Tujuan dari pengaturan ini untuk memastikan semua orang memperoleh pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa menderita kesulitan keuangan pada saat harus membayar,” katanya.

Sistem asuransi berbasis masyarakat lewat jaminan kesehatan nasional (JKN) pada 2014 menurut Suryawati seharusnya bisa mendorong penggunaan obat esensial bagi masyarakat miskin. Disamping itu, tambahnya, pemerintah juga harus meningkatkan upaya untuk memperluas sistem asuransi, agar masyarakat dapat menggunakan asuransi untuk mendapatkan resep yang lebih baik, “Dan biaya yang dikeluarkan lebih efektif dengan harga yang lebih rendah dari harga industri,” katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Mauralinda Sitanggang, apoteker diharapkan berperan secara aktif dalam pelayanan kesehatan JKN di setiap tingkat fasilitas kesehatan primer dan rujukan dengan melaksanakan pharmaceutical care sesuai standar. Namun demikian, dibutuhkan kompetensi apoteker dalam memberikan pelayanan kefarmasian dan manajemen suplai obat yang efektif dan efisien, serta meningkatkan kuantitas Apoteker sehingga memenuhi Rasio Apoteker di RS, fasilitas kesehatan dan Apotek.

Dia menambahkan, apoteker dan tenaga kesehatan lain juga berperan menjamin ketersediaan obat yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau sesuai dengan Formularium Nasional dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang akan berlaku pada awal 2014, menurut Jamaludin, salah satu bentuk perlindungan sosial bidang kesehatan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang layak melalui sistem kendali budaya dan kendali mutu berdasarkan prinsip asuransi sosial berdasarkan jumlah penduduk. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Pemakaian Obat Esensial di Sektor Swasta Masih Memprihatinkan

    Monday,25 June 2012 - 13:11
  • 20 Juta Masyarakat Miskin Segera Miliki Jaminan Kesehatan

    Tuesday,04 December 2012 - 15:59
  • Implementasi Kebijakan Pelayanan Obat bagi Peserta JKN Masih Temui Banyak Kendala

    Friday,16 August 2019 - 16:33
  • Relawan UGM Data Warga Miskin Terkena Banjir di Kudus

    Wednesday,26 February 2014 - 8:16
  • Tuberware, Alat Pengingat Minum Obat Penderita TB

    Thursday,16 June 2016 - 15:19

Rilis Berita

  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika
  • PUSTRAL UGM Gelar Webinar Penerapan Digital Supply Network di Indonesia 24 March 2023
    Dalam perkembangannya, Supply chain management mulai berevolusi, dari segme
    Agung
  • Dukung Eliminasi Tuberkulosis, ZTBY Aktif Lakukan Skrining di Masyarakat 24 March 2023
    Hari Tubrekulosis diperingati pada 24 Maret setiap tahunnya. Ironisnya, dalam peringatan tahun in
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual