Universitas Gadjah Mada merintis kerjasama dengan Kota Sawahlunto dan Kabupaten Keerom. Kerjasama diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Scdengan Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf, S.Pt dan Bupati Keerom, Yusuf Wally, SE, MM Kamis (24/10) di Ruang Multimedia UGM. Kerjasama yang dijalin adalah kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf, S.Pt dalam kesempatan ini mengatakan bahwa pada masa penjajahan Belanda, Sawahlunto adalah kota tambang batubara yang sangat hebat. Saat pertambangan dihentikan, kota yang berada di Sumatera Barat ini sempat mati.
“Kejayaan pertambangan meninggalkan potensi pariwisata bagi Sawahlunto. Beberapa bangunan tua pertambangan telah menjadi cagar budaya. Sehingga saat ini Kota tua Sawahlunto termasuk yang terbaik di Indonesia,” papar Ali.
Untuk itu, Ali ingin menggandeng kerjasama dengan UGM, terutama untuk menerjunkan mahasiswa KKN Tematik di Sawahlunto untuk mengembangkan pariwisata. Diharapkan dengan dukungan UGM, pariwisata multi etnik di daerahnya akan semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Senada dengan Ali, Bupati Keroom, Yusuf Wally, SE, MM, juga mengharapkan kerjasama dengan UGM di berbagai bidang. Yusuf menuturkan bahwa saat ini Kabupaten Keroom mempunyai program unggulan yaitu Bantuan Keuangan Kepada Kampung (BK3).
“BK3 lahir sebagai salah satu jawaban yang tepat bagi masyarakat di kampung dalam rangka mempercepat pembangunan dan kemandirian mereka,” tutur Yusuf. Diharapkan adanya kerjasama bersama UGM, program ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat Papua, khususnya Kabupaten Keroom.
Rektor UGM Prof. Pratikno, M.Soc.,Sc. menyambut baik rintisan kerjasama dengan Kota Sawahlunto dan Kabupaten Keroom. UGM berkomitmen akan membantu mengembangkan potensi daerah dan memecahkan permasalahan yang ada secara interdisipliner. “Nantinya tidak hanya mahasiswa KKN saja yang akan kami terjunkan ke daerah, kami juga siap untuk mengaplikasikan hasil riset UGM di daerah, menyampaikan formulasi kebijakan, dan sebagainya,” papar Pratikno.
Pratikno menjelaskan bahwa UGM mendedikasikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat sebagai public goods. “Kami mengukuhkan UGM Kowledge Channel, dimana perkuliahan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang dilalukan oleh UGM dapat diakses oleh masyarakat luas dengan berbagai jalur” ujarnya.
Di akhir sambutannya Pratikno berharap agar kerjasama ini jangan hanya berhenti sebagai dokumen dan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat (Humas UGM)