Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menilai untuk menata hutan di Indonesia dibutuhkan kebijakan yang luar biasa (radikal). Jika tidak maka kondisi hutan tropis di Indonesia ditakutkan akan tinggal menjadi sejarah. Ia mencontohkan luas Indonesia sekitar 187 juta hektar ini hampir semua tanahnya telah dikelola dan tinggal menyisakan hutan-hutan konservasi seperti hutan lindung.
“Untunglah ada banyak lulusan dari Fakultas Kehutanan UGM iyang ikut bereparan. Jika tidak hutan tropis Indonesia ini mungkin tinggal sejarah saja,”kata Zulkifli pada Dialog Tokoh Hutan Untuk Kemakmuran Rakyat di Balairung UGM, Sabtu (26/10). Acara ini memperingati Dies Natalis ke-50 Fakultas Kehutanan UGM.
Zulkifli mengakui banyak persoalan kehutanan di Indonesia seperti kerusakan hutan dan konflik lahan. Laju kerusakan hutan di Indonesia pada era tahun 1998-2002 diperkirakan mencapai 3,5-4 juta hektar per tahun. Namun, saat ini sudah mulai bisa dikurangi menjadi 2 juta hektar per tahun. Sementara untuk konflik lahan Zulkifli melihat adanya perbedaan perlakuan antara pengusaha kayu besar dengan yang kecil.
“Soal perijinan bagi pengusaha besar misalnya untuk HPH, HTI atau kelapa sawit lebih cepat sehingga munculah konflik lahan,”imbuhnya.
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sepakat untuk menata hutan dan lingkungan dibutuhkan sikap tegas dari pemimpin seperti kepala daerah. Jokowi mencontohkan prospek pengembangan tanaman sengon bagi masyarakat yang masih cukup menjanjikan.
“Kalau dihitung pengembangan sengon tadi cukup menjanjikan. Ini untuk implementasinya bisa dimulai dari para kepala daerah yang ‘memaksa’ rakyatnya menanam sengon,”tutur alumnus Fakultas Kehutanan UGM ini.
Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc yang hadir dalam dialog tersebut juga mendukung sepenuhnya upaya-upaya penataan hutan untuk memakmuran rakyat. Fakultas Kehutanan UGM bersama disiplin ilmu lainnya punya tanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi hutan, kata Pratikno, bukan lagi sebagai sumber pangan namun juga energi.
“UGM punya komitmen tersebut dan mari kita posisikan hutan sebagai bagian dari masa depan,”tegas Pratikno.
Sebelumnya, untuk menandai peringatan Dies Natalis ke-50 Fakultas Kehutanan UGM dilakukan pelepasan 30 burung derkuku dan 20 burung kutilang oleh Menteri Kehutanan, Gubernur DKi Joko Widodo, Rektor UGM serta Dekan Fakultas Kehutanan UGM .(Humas UGM/Satria AN)