Paradigma baru sektor pertanian melalui pengelolaan sumber daya lahan, sumber daya air, sumber daya hayati (hewan dan tanaman) dan sumber daya lingkungan serta sumber daya manusia secara optimal, diharapkan mampu mengangkat derajat dan harkat seluruh pemangku kepentingan pertanian. Bahwa keseimbangan produksi dan konsumsi menjadi salah satu poin yang harus dikembangkan sehingga dalam satu kesatuan lahan tersebut mampu memproduksi pangan, pakan, papan, pupuk, energi, obat herbal, lingkungan hidup, keindahan, kenyamanan dan pendukung kehidupan lainnya.
Demikian dikatakan Dr. Cahyono Agus selaku Kepala Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM pada Workshop Gama Pertanian Tropika Terpadu 2013 KP4 UGM Untuk Kedaulatan Pangan Nasional. Workshop yang digelar KP4 UGM ini merupakan salah satu upaya transfer teknologi inovasi hasil riset dalam rangka terbentuknya jejaring kerjasama Academic, Bussiness, Community dan Government (ABCG) guna merumuskan permasalahan-permasalahan terkait pertanian terpadu di Indonesia
“Program ini mempunyai ciri pokok dengan mengejawantahkan program pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan secara formal, in-formal dan non-formal yang harus memperhatikan gatra peningkatan nilai ekonomi, kelestarian lingkungan, keadilan sosial & budaya, secara sinergis dan optimal”, kata Cahyono Agus di KP4 UGM, Selasa (29/10).
Melalui transfer teknologi tepat guna, kata dia, akan mampu meningkatkan sinergisitas dan interaksi aktif seluruh komponen bangsa dalam memajukan sektor pertanian. Dengan meningkatkan aplikasi Teknologi Tepat Guna (TTG) paket komplit dan menjadi best practice pengembangan dan konservasi biologi dari hulu ke hilir dengan melibatkan jaringan ABCG diharapkan menjadi model pengembangan pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat berbasis penelitian.
Cahyono Agus menambahkan KP4 UGM saat ini sedang gencar mengembangkan jejaring kerjasama ABCG untuk pemanfaatan hasil penelitian Teknologi Tepat Guna Gama Pertanian Tropika Terpadu. Beberapa program telah berhasil dikembangkan selama ini, seperti Teknologi Pengembangan GAMA FOOD yang merupakan pengejewantahan konsep program 5A yaitu Agro-Produksi, Agro-Bisnis, Agro-Teknologi, Agro-Industri, Agro-Wisata pada komoditas unggulan terpilih, dari hulu dan hilir secara utuh dan terpadu.
Workshop Gama Pertanian Tropika Terpadu menghadirkan 5 nara sumber perwakilan fakultas-fakultas di lingkungan Agro-kompleks UGM yang memiliki kompetensi bidang ilmu masing-masing. Mereka adalah Prof. Dr. Ali Agus, DAA., DEA, Dr. Ir. Cahyono Agus D.K., M.Agr.Sc, Prof. Dr. Didik Indradewa, Dip. Agr.St, Prof. Dr. Ir. Eny Harmayani, M.Sc, Prof. Dr. drh. Ida Tjahayati, MP, dan Dr. Endang Semiarti, M.Sc. Para pakar diminta memberikan masukan berarti terkait peran laboratorium lapangan yang mampu mendukung proses pembelajaran, penelitian, pengabdian, kerjasama dan inkubasi bisnis di bidang pertanian terpadu.
Disamping memberi manfaat terbentuknya rencana baru tentang konsep pertanian terpadu, terbentuknya renstra pertanian terpadu dan terwujudnya peran bioteknologi terhadap pertanian terpadu di masyarakat, kegiatan workshop diharapkan mampu menginventarisasi potensi lokal yang dikembangkan di masyarakat, terbentuknya paradigma dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi untuk mewujudkan pendidikan dan pengabdian berbasis riset, serta paket teknologi dan ilmu pengetahuan yang dapat ditransfer kepada masyarakat umum. (Humas UGM/ Agung)