YOGYAKARTA – Sedikitnya 12 ribu pencari kerja meramaikan Career Days UGM ke-14 yang berlangsung di Jogja Expo Center Yogyakarta. Kegiatan pasar bursa kerja ini yang berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 9-10 November ini diikuti 71 perusahaan. Dari seluruh pengunjung didominasi oleh lulusan UGM, Undip, UNS Solo dan beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. “Didominasi lulusan Teknik sekitar 42 persen,” kata Direktur Eengginering Career Center (ECC) FT UGM, Nurhadi, saat pembukaan Career Days UGM, Sabtu (9/11).
Nurhadi mengatakan, selain menggelar bursa kerja untuk lulusan perguruan tinggi, ECC berencana membentuk komunitas berbasis profesi dengan mendatangkan CEO ke kampus untuk mengetahui peluang karir yang diinginkan pencari kerja dan kebutuhan kompetensi yang diinginkan perusahaan. “Komunitas profesi ini mengasah keahlian lulusan, menambah jaringan, kemampuan berorganisasi dan menunjang pekerjaan dan aktivitas,” katanya.
Selain alasan di atas, kata Nurhadi, terbentuknya komunitas ini diharapkan dapat mengurangi angka jumlah pencari kerja yang gagal saat melamar kerja. “Dari 1200 anggota ECC yang kita survei, kegagalan terbesar mereka saat mengikuti tes wawancara dan kemampuan komunikasi,” katanya.
Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng mengatakan Career Days UGM sudah berlangsung sebanyak 14 kali, penyelenggaraannya dilaksanakan dua kali selama setahun. “Walaupun ECC di bawah Fakultas Teknik, tapi tidak membatasi jumlah keanggotaan mahasiswa di luar UGM,” katanya.
Keikutsertaan 71 perusahaan lokal dan multinasional dalam bursa kerja kali ini disambut bangga Panut Mulyono. Menurutnya kondisi ini menggambarkan perekonomian Indonesia masih tumbuh dalam kondisi baik. Namun begitu, Panut juga prihatin, tingginya jumlah pencari kerja ini. “Banyaknya pencari tenaga kerja, memberi beban pada pemerintah untuk semakin banyak memberikan lapangan pekerjaan,” katanya.
Yang jadi masalah, kata Panut, saat ini industri nasional masih mengandalkan sumber daya alam dan tenaga kerja murah. Ke depan menurutnya dibutuhkan transformasiu industri yang berbasis pada teknologi modern dengan tenaga kerja terampil. “Karena itu hubungan industri, pemerintah dan perguruan tinggi perlu di tingkatkan,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan Career Days UGM merupakan salah satu upaya UGM untuk mendekatkan para alumninya dengan industri. Kerjasama yang terjalin yang cukup baik antara UGM dengan industry maka semakin diketahui keunggulan kompetensi lulusan yang diinginkan. “Kita menerima banyak masukan, mengevaluasi kekurangan dan kelebihan lulusan kita,” katanya.
Pihak UGM sendiri, tambahnya, tengah berupaya mendekatkan Industri dengan kampus lewat program teaching industries. Selain itu, dari sisi pengembangan akademik, tahun 2015 UGM akan memperbaiki kurikulum. “Kurikulum nanti relevan dengan kepentingan industri,” katanya.
Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja, Kemenakertrans RI, Dr Reyna Usman, mengatakan career days merupakan salah satu cara untuk mempertemukan pencari kerja dan penyedia lapangan kerja. Tenaga kerja yang memiliki daya saing menurut Reina diharapkan bisa berperan dalam kompetisi Asean Community 2015.”Perusahaan pun harus wajib lapor sebagai pengguna dalam mengawal distribusi tenaga kerja,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)