![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2013/11/11111313841363481448770522-765x510.jpg)
YOGYAKARTA – Penyakit Diabetes Mellitus (DM) tidak hanya berisiko menimbulkan penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung dan stroke namun lebih dari itu, penderita DM kemungkinan besar juga berisiko terkena retinopati diabetik, kerusakan mikrovaskular pada retina dengan gejala penurunan kemampuan penglihatan. Selain itu, diabetes mellitus atau sering disebut penyakit gula ini juga menyebabkan periodontitis.
Dokter Gigi spesialis konsultan bedah perio dan Estetik Gigi, Dr.drg. Ahmad Syaify mengatakan, periodontitis juga sering disebabkan karena komplikasi penyakit gula. Gejalanya, gigi mudah lepas atau goyang meski gigi tersebut tidak berlubang dan keropos. “Gigi mudah lepas dan goyang, itu tandanya penderitanya sudah terkena penyakit gula,” kata Syaify ditemui di sela-sela kegiatan pemeriksaan mata dan gigi gratis yang dilakukan tim pengabdian kepada masyarakat, Panitia Dies Natalis UGM ke-64, Selasa (12/11).
Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM ini mengatakan penyakit gula mengganggu saluran pembuluh darah kecil di sekitar gusi. Akibatnya menyebabkan gusi mengalami radang. Padahal jika terjadi radang maka tingkat kadar gula darah pada penderita diabetes akan meningkat. “Penyakit Diabetes tidak boleh kena radang. Periodontitis sebabkan radang, maka status kadar gula darah sulit dikendalikan,” katanya.
Risiko penyakit diabetes pada mata, juga diakui oleh Dokter Bagian Spesialis Mata FK UGM, dr. Firman Setya Wardhana, Sp.M, M.Kes yang menyatakan risiko komplikasi diabetes pada gangguan mata kurang diperhatikan oleh penderita diabetes. Akibatnya, pasien yang datang ke RS Sardjito banyak ditemukan kasus Retinopati Diabetik stadium lanjut, “Tingkat kesembuhannya juga sangat sulit,” katanya.
Oleh karena itu, dia menganjurkan bagi mereka yang sudah terdeteksi kena penyakit diabetes dianjurkan untuk segera memeriksakan matanya pada dokter spesialis mata untuk ditanggulangi lebih awal. “Dengan screening lebih awal, bisa dideteksi sejak dini dan dokter bisa mengedukasi pasien,” katanya.
Deteksi dini Retinopati Diabetik ini dilakukan lewat empat tahapan pemeriksaan, yakni pemeriksaan ketajaman penglihatan, pemeriksaan tekanan bola mata yang bertujuan menghindari risiko pada peyakit glaukoma. Selanjutnya, pemeriksaan foto retina dan pemeriksaan gizi dengan mengukur indeks massa tubuh.
Firman menuturkan, penderita retinopati diabetik ringan bisa disembuhkan lewat kontrol kadar gula darah. Sementara penderita stadium berat, disarankan untuk laser retina. Untuk stadium paling berat biasanya terjadi pendarahan atau muncul jaringan ikat di retina. “Satu-satunya cara lewat operasi untuk disedot darahnya,” katanya.
Seperti diketahui penyakit diabetes mellitus disebabkan karena faktor genetik dan lingkungan. Perubahan gaya hidup dan pola makan kurang sehat serta jarang berolah raga menyebakan risiko terkena diabetes mellitus. “Kurangi makanan yang berkarbohidrat dan minuman yang mengandung gula,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)