Yogya, KU
UGM berduka. Prof. Dr. Sasmito, Apt. meninggal dunia Sabtu (7/11) di RSUP Dr. Sardjito sekitar pukul 06.00. Pensiunan Guru Besar Fakultas Farmasi tersebut berpulang dalam usia 67 tahun setelah dirawat selama beberapa hari di RSUP Dr. Sardjito. Almarhum meninggalkan seorang istri, Dr. Ediati, S.E., Apt., dan dua orang anak, dr. Ananto Budi Wirawan dan Budining Wirastuti, ST., MT.
Pria kelahiran Bojonegoro, 31 Januari 1942 ini dimakamkan Sabtu (7/11), pukul 14.00, di Pemakaman Keluarga UGM Sawitsari setelah diberangkatkan dari rumah duka Pohruboh RT 01/RW 52 no. 321 Condongcatur, Depok, Sleman. Sebelumnya, jenazah Prof. Sasmito disemayamkan di Balairung UGM untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari keluarga besar UGM.
Saat melepas jenazah almarhum, Ketua Majelis Guru Besar (MGB) UGM, Prof. Drs. Suryo Guritno, M.Stat., Ph.D., menyampaikan perasaan duka mendalam atas meninggalnya sosok intelektual yang telah banyak berjasa, bukan hanya bagi UGM, melainkan juga bagi bangsa Indonesia. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia dan Perhimpunan Biokimia dan Biologi Molekuler Indonesia serta Perhimpunan Peneliti Bahan Alam adalah beberapa organisasi profesi yang turut merasakan jasa Prof. Sasmito.
“Komitmen keilmuan dan dedikasi almarhum yang menonjol telah menghadirkan rasa bangga bagi istri dan putra-putrinya,” kata Suryo Guritno. Semasa hidupnya, tambah Suryo, Prof. Sasmito dikenal rekan-rekannya sebagai sosok yang bersahaja, periang, dan selalu bersahabat kepada siapa saja.
Dekan Fakultas Farmasi, Prof. Dr. Marchaban, DESS, Apt., mengatakan almarhum yang menjalani masa usia pensiun sejak dua tahun lalu itu menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di kampung halamannya, Bojonegoro. Setelah meraih gelar sarjana farmasi UGM pada tahun 1974, setahun berikutnya lulus sebagai apoteker. Pendidikan doktor dijalani di Faculty of Pharmaceutical Scinces State University of Ghent Belgium dan lulus tahun 1984.
Prof. Sasmito menjadi staf pengajar di Fakultas Farmasi UGM sejak 1973 sebagai asisten muda. Anggota berbagai organisasi profesi ini telah mendapat empat tanda penghargaan, yang terakhir adalah Satyalancana Karya Satya XXX dari Presiden pada 2006 lalu. (Humas UGM/Gusti Grehenson)