Komitmen pemerintah untuk mengembangkan mobil listrik nasional masih dipertanyakan. Padahal, dukungan pemerintah ini sangat diperlukan untuk kejelasan dan keberlangsungan nasib mobil listrik nasional. Hal ini ditegaskan oleh perancang mobil listrik nasional Dasep Ahmadi pada acara Focus Group Discussion Pembentukan Holding Company Mobil Listrik Nasional di UC UGM, Kamis (21/11).
“Dorongan politiknya harus kuat. Di awal, pemerintah sudah mendukung tapi kejelasan dan tindak lanjut nyata masih belum jelas,”papar Dasep.
Dukungan serta komitmen pemerintah ini diperlukan terkait dengan kebijakan (regulasi) tentang mobil listrik. Selain persoalan komitmen, Dasep menilai kebijakan mobil listrik nasional belum fokus dan menyebar dengan melibatkan banyak perguruan tinggi. Menurut Dasep mobil listrik tidak hanya menjadi isu utama di Indonesia tapi sudah menjadi isu global.
“Indonesia sebenarnya bisa mandiri terkait komponen industri mobil listrik. Kita siap misalnya ada pesanan hingga 5000 sekalipun. Jadi yang terpenting itu komitmen dan jelas pangsa pasarnya,”urainya.
Senada dengan itu Haris dari New Armada melihat hadirnya holding company mobil listrik nasional cukup dibutuhkan. Adanya holding company itu diharapkan bisa merangkul industri-industri otomotif dalam negeri dalam pengembangan mobil listrik nasional.
“Belum ada integrasi industri mobil listrik nasional ini. Mobil listrik nasional perlu didorong untuk terus berkembang,”kata Haris.
Ekonom UGM, Prof. Indra Bastian, Ph.D., MBA., Akt lebih sepakat memberi nama holding company sebagai semacam badan usaha yang ada di bawah Kemenristek. Badan usaha tersebut nantinya mengkoordinir sekaligus menggabungkan peran industri-industri otomotif misalnya terkait lisensi.
“Produk mobil listrik nasional ini tidak mungkin mandiri tanpa dukungan pemerintah seperti persoalan komitmen dan anggaran,”tegas Bastian.
FGD yang dikoordinir oleh Kemenristek ini rencananya akan digelar di beberapa kota lain, seperti Bandung, Jakarta, Surabaya dan Tangerang. FGD ini penting dilakukan untuk mempercepat pemahaman dan pengetahuan tentang kendaraan listrik di masyarakat dan di industri. Selain holding company, dalam FGD juga dibahas kesiapan sistem nasional di bidang pendanaan riset, sistem produksi, konsep kerjasama antar stakeholder, hingga skema purna jual (Humas UGM/Satria AN)