• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Cum Laude, Teliti Dimensi Budaya dan Hubungan Pernikahan Orang Jawa dan Palestina

Cum Laude, Teliti Dimensi Budaya dan Hubungan Pernikahan Orang Jawa dan Palestina

  • 09 Desember 2013, 13:25 WIB
  • Oleh: Satria
  • 4464
Cum Laude, Teliti Dimensi Budaya dan Hubungan Pernikahan Orang Jawa dan Palestina

Indonesia memiliki tingkat perceraian tertinggi di Asia. Jumlah kasus perceraian di Indonesia mencapai 200.000 setiap tahun. Menurut Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama di Mahkamah Agung, jumlah kasus perceraian di Indonesia mencapai 272.794 pada tahun 2011. Data menunjukkan bahwa jumlah kasus perceraian di Jawa Timur saja pada tahun 2003 mencapai 40.391 dan meningkat menjadi 42.769 pada tahun 2004, dan pada tahun 2005 melonjak tajam menjadi 55.509 kasus.

“Penelitian ini berupaya untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai budaya mempengaruhi kepuasan pernikahan,” papar Fakher Nabeel Mouhammad Khalili pada ujian terbuka program doktor Fakultas Psikologi UGM, Senin (9/12) di Fakultas Psikologi UGM. Pada kesempatan itu Khalili mempertahankan disertasinya yang berjudul Cultural Dimensions and Marital Relationship. Penelitian Khalili dilakukan terhadap 249 orang Jawa dari UGM dan 354 orang Palestina dari Universitas An-Najah Nasional.

Khalili menyebutkan bahwa kepuasan dalam pernikahan dianggap sebagai evaluasi global dan keseluruhan seseorang atau sikap terhadap pasangan dan hubungan yang kemungkinan memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan untuk bercerai. Dari banyak penelitian, pasangan dari Jawa puas dengan pernikahan mereka. Sementara itu meskipun tingkat perceraian di Palestina rendah, pasangan di Palestina ternyata tidak merasa puas dengan pernikahan mereka.

“Ada dua budaya di sini. Masyarakat Jawa dengan kepuasan dalam pernikahan namun tidak stabil, dan masyarakat Palestina dengan ketidakpuasan dalam pernikahan tapi stabil,” urai dosen di Fakultas Pendidkan, Universitas An-Najah Nasional, Nablus, Palestina itu.

Dari penelitian itu terungkap bahwa orang Jawa memiliki tingkat kepuasan pernikahan dan komitmen yang tinggi. Perbedaan kekuasaan memiliki efek yang lebih kuat pada kepuasan pernikahan. Efek yang terakhir adalah melalui pembagian peran dalam rumah tangga. Untuk orang Palestina, mereka juga memiliki tingkat kepuasan pernikahan dan komitmen yang tinggi. Penghindaran ketidakpastian memiliki efek yang lebih kuat pada kepuasan pernikahan, diantaranya neurotisisme.

“Namun orang Jawa memiliki sikap yang lebih positif terhadap perceraian dibandingkan dengan orang Palestina,”tambahnya.

Khalili berharap dari penelitiannya itu untuk konteks Jawa, konselor atau terapis keluarga diminta untuk menyerukan kepada klien mereka agar membangun rasa kesetaraan dan orientasi masa depan antara suami dan istri dengan menekankan pada pemerataan tanggung jawab mereka dan menekankan pada masa depan hubungan suami istri bukan berfokus pada masa lalu.

Sementara itu, dalam konteks Palestina, pembimbing atau terapis keluarga diminta untuk menyerukan kepada klien mereka agar membangun rasa kesetaraan, gaya hidup terstruktur, harapan yang disampaikan secara jelas, dan rasa ketahanan antara suami dan istri dengan menekankan pada pemerataan tanggung jawab mereka, menekankan pada kesepakatan yang jelas antara keduanya, dan mengelola stres mereka. (Humas UGM/Satria)

 

Berita Terkait

  • Raih Doktor Usai Mengkaji Kepemilikan Psikologikal Dalam Budaya Jawa

    Monday,10 October 2016 - 15:11
  • Palestina Berencana Tingkatkan Pengiriman Mahasiswa ke UGM

    Monday,08 February 2010 - 17:01
  • Raih Doktor Usai Teliti Penggunaan Bahasa Inggris Masyarakat Jawa

    Wednesday,21 May 2014 - 14:24
  • Dari Indonesia untuk Rakyat Palestina (DERAP), 16-19 Agustus 2008

    Wednesday,13 August 2008 - 9:16
  • Raih Doktor Usai Teliti Ungkapan Budaya Jawa

    Thursday,28 April 2016 - 22:52

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual