![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/12121313868166391790087930.jpg)
Hubungan Perguruan Tinggi di Indonesia dan Perguruan Tinggi di Jepang semakin intensif. Hal itu tercermin dengan hadirnya forum rektor kedua negara yang mengadakan pertemuan secara rutin setiap tahun.
Setelah sukses pertemuan pertama di Nagoya, Jepang pada tahun 2012, UGM di tahun 2013 ditunjuk menjadi tuan rumah penyelanggaraan. Sebanyak 43 delegasi dari 21 Perguruan Tinggi Jepang dan Timor Leste serta 60 peserta dari 25 PTN/ PTS di Indonesia hadir dalam pertemuan yang berlangsung selama tiga hari, tanggal 12-14 Desember 2013 di UGM.
“Ini merupakan hubungan bilateral dua negara, university to university. Setelah berlangsung di Nagoya tahun lalu, ini menjadi pertemuan yang kedua. Kita ingin dari forum ini melakukan kerjasama lebih komprehensif,” kata Rektor, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc di Balai Senat, Jum’at (13/12).
Rektor berharap banyak perguruan tinggi di Indonesia memanfaatkan forum ini untuk melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi di Jepang. Tidak hanya membatasi dengan satu perguruan tinggi, namun bisa melakukan dengan banyak perguruan tinggi di Jepang. “Tantangan ke depan, isu green economy dan green energy, UGM sendiri ingin mengembangkan kerjasama kesana nantinya,” paparnya.
Menurutnya sumber energi bahan bakar fosil akan mengalami keterbatasan, mau tidak mau sebagai perguruan tinggi harus mulai mengembangkan energi ramah lingkungan. Salah satu upaya melalui peningkatan kualitas hasil-hasil riset yang inovatif. “Dengan Jepang kita bisa belajar bidang teknologi, disisi lain kita ingin memanfaatkan kekayaan biodiversity kita,” tuturnya.
Prof. Dr. Herry Suhardiyanto, Sekretaris Jendral Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri menyambut baik kegiatan ini. Dikatakannya, sebagian besar perguruan tinggi negeri di Indonesia telah mengembangkan kerjasama yang produktif dengan beberapa universitas di Jepang baik secara individu maupun universitas. Melalui konferensi ini diharapkan menyediakan platform kuat untuk langkah-langkah kerjasama ke depan. “Mudah-mudahan, melalui forum ini kita akan mengembangkan kerjasama yang lebih intensif dan produktif,” katanya.
Konferensi yang dinilai sebagai kemitraan untuk menjembatani dunia teori ke dalam praktek diharapkan pula mampu mengembangkan energi hijau dan beberapa penelitian lain. Kerjasama antara perguruan tinggi Indonesia dan Jepang diharapkan mampu mengembangkan program pendidikan untuk tingkat doktor, pertukaran mahasiswa, program double degree, sandwich program, dan penelitian bersama. “Kita juga ingin mengeksplorasi sekaligus mempromosikan pendidikan dan penelitian yang berkualitas dengan membangun kerangka kerja yang fleksibel dan multidisiplin,” ungkapnya.
Dalam konferensi tersebut hadir pula President of Nagoya University, Prof. Michinari Hamaguchi; dan Vice Ambasador of Japan, Mr. Shindo Yasuke; serta beberapa delegasi Perguruan Tinggi Jepang. (Humas UGM/ Agung)