YOGYAKARTA – Fakultas Peternakan menyerahkan 300 bibit pohon nangka kepada para santri untuk ditanam di pekarangan dan lahan pertanian di sekitar Pondok Pesantren Mardhatullah Al Islamy, Gunung Kidul pada Selasa (7/1) lalu. Dekan Fakultas Peternakan, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA, mengatakan kegiatan bakti sosial ini sejalan dengan program Jihad Kedaulatan Pangan yang tengah dijalankan oleh UGM. Pohon nangka yang ditanam nantinya dapat dimanfaatkan untuk banyak hal dan bisa dimanfaatkan untuk masyarakat sekitar. “Daunnya dapat digunakan sebagai pakan ternak, sedangkan buahnya dapat digunakan untuk sayur,” kata Ali Agus dalam rilis yang dikirim Kamis (9/1)
Selain itu, sambung Ali Agus, penanaman pohon nangka juga dimaksudkan untuk mendukung predikat Yogyakarta sebagai Kota Gudeg sebagai salah satu ikon kuliner di DIY. Hal itu mengingat kebutuhan buah nangka untuk bahan baku gudeg yang semakin meningkat dan tidak cukup jika mengandalkan dari petani nangka lokal. “Apalagi buah nangka sebagian sudah harus didatangkan dari luar DIY seperti dari Lampung dan kota-kota lainnnya,” imbuhnya.
Diakuinya, penanaman pohon nangka di Pondok Pesantren Mardhatullah Al Islamy dimaksudkan agar para santri dapat mencukupi kebutuhan pangan sendiri. Selain itu, kegiatan ini juga dilaksanakan guna mempersiapkan SDM yang tangguh. Pasalnya, Pondok Pesantren Madhatullah Al Islamy sendiri juga menyelenggarakan program pendidikan formal Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan di bidang peternakan.
Pesantren ini memiliki santri mukim yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu. Oleh sebab itu, pesantren berkomitmen untuk memberikan beasiswa penuh selama masa pendidikan. “Para santrinya telah meraih prestasi hingga tingkat nasional dan ada salah satu alumninya yang tengah menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan UGM,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)