Yogya, KU
Pakar geologi UGM Dr. Dwikorita Karnawati menghimbau agar masyarakat waspada terhadap bencana tanah lonsor. Menurutnya, di musim penghujan tingkat bahaya longsor akan semakin meningkat. Terutama di daerah yang menjadi langganan longsor seperti perbukitan dan daerah lereng.
“Kejadian longsor disebabkan oleh gerakan tanah disertai dengan suara gemuruh atau suara gemeretak dari arah atas lereng, yang pada awalnya dapat disertai batu-batu kecil atau kerikil yang menggelinding ke arah bawah lereng,†ujarnya kepada wartawan, Kamis (27/12) di Kampus UGM.
Apabila mendengar suar gemuruh ini, Dwikorita menyarankan agar jangan segera menghampiri lokasi gerakan tanah/ longsoran, atau bahkan berkerumun pada lokasi tersebut dan segera menghubungi aparat pemerintah setempat dan mencari bantuan penyelematan.
“Segera berusaha lari menghindar dari arah suara tersebut menuju ke lahan yang lebih datar dan jauh dari lereng yang rentan, dan jauh dari lembah sungai. Sebaiknya kenalilah lahan-lahan yang aman di sekitar tempat tinggal masing-masing,’ katanya.
Guna mewaspadai gejala awal tanah longsor akibat gerakan tanah atau batuan sebagai peringatan dini bisa dilihat dengan miringnya pohon-pohon dan tiang-tiang pada lereng, muncul retakan-retakan tanah berbentuk lengkung memanjang berbentuk tapal kuda pada lereng. Selain itu, lereng tiba-tiba terlihat menggembung, Tiba-tiba muncul rembesan-rembesan air pada lereng, dan apabila rembesan makin deras dan airnya menjadi keruh, maka diperkirakan lereng segera akan bergerak/ longsor. Tiba-tiba muka air sungai naik beberapa centi meter, dan air sungai menjadi keruh/ lebih keruh, atau tiba-tiba terjadi aliran lumpur atau aliran pasir pada lembah sungai.
Sedang dari bangunan rumah ditandai dengan munculnya retakan pada lantai dan tembok bangunan. Amblesnya sebagian lantai konstruksi bangunan ataupun amblesnya tanah pada lereng. Pintu atau jendela bangunan tiba-tiba tidak dapat dibuka.
Setelah musim hujan berlalu, Dwikorita menyarankan agar segera melakukan upaya perbaikan lereng dan lingkungan, terutama memperbaiki geometri lereng, melancarkan saluran-saluran air pada lereng, membuat perkuatan lereng dan menanami lereng dengan vegetasi yang tepat. (Humas UGM/Gusti Grehenson)