• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Panel Ahli: Pertamina dan PGN Garap Potensi Gas untuk Kendaraan

Panel Ahli: Pertamina dan PGN Garap Potensi Gas untuk Kendaraan

  • 20 Januari 2014, 11:17 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 4144
Panel Ahli: Pertamina dan PGN Garap Potensi Gas untuk Kendaraan
Panel Ahli: Pertamina dan PGN Garap Potensi Gas untuk Kendaraan
Panel Ahli: Pertamina dan PGN Garap Potensi Gas untuk Kendaraan
Panel Ahli: Pertamina dan PGN Garap Potensi Gas untuk Kendaraan
Panel Ahli: Pertamina dan PGN Garap Potensi Gas untuk Kendaraan
Panel Ahli: Pertamina dan PGN Garap Potensi Gas untuk Kendaraan

YOGYAKARTA – Pertamina dan Perusahaan Gas Nasional (PGN) diminta untuk menggarap potensi produksi gas dalam negeri untuk kebutuhan bahan bakar bagi kendaraan. Pasalnya, harga gas jauh lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar minyak. Lebih dari itu, dalam rentang 10 tahun terakhir produksi gas meningkat sementara produksi minyak tetap stagnan dan makin menipis.

Demikian yang mengemuka Focus Group Discussion (FGD) Panel Ahli "Tata Kelola Gas Bumi sebagai Perwujudan Kedaulatan Energi di Indonesia", Senin (20/1). Diskusi yang difasilitasi Pusat Studi Energi (PSE) UGM menghadirkan pembicara diantaranya, Kepala PSE UGM,  Dr. Deendarlianto, Kepala PSE UI, Prof Iwa Garniwa, dan Ekonom Energi DPP PDI Perjuangan, Darmawan Prasodjo, Ph.D.

Diskusi yang dipandu Dr. Fahmy Radhi, peneliti dari Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, para panel ahli sepakat bahwa tata kelola migas saat ini tidak sesuai dengan amanat konstitusi yang mengharuskan pengelolaan gas diarahkan untuk mencukupi kebutuhan nasional. Sebaliknya, produksi gas RI justru dijadikan komoditas ekpsor. Padahal sejak 2004 lalu, RI sudah menjadi negara importir minyak, dimana harga minyak jauh lebih mahal daripada gas.

“Neraca perdagangan energi kita sudah negatif. Harga minyak per barrel, 110 dollar Amerika Serikat. Harga gas lebih murah sekitar 7 dollar per MMBTU. Seandainya kendaraan pakai gas, jauh lebih murah,” imbuh Darmawan Prasodjo atau yang akrab disapa Darmo.

Pria kelahiran Bantul yang 20 tahun menjadi konsultan perusahaan minyak di Amerika Serikat menegaskan, Pertamina menurutnya tidak berhasil mengelola migas nasional. Alasan Darmo, Pertamina saat ini hanya berkontribusi mengelola 18 persen produksi migas. Padahal perusahaan migas Malaysia, Petronas, mengelola migas mencapai 60 persen, bahkan perusahaan migas milik Arab Saudi sudah mencapai diatas angka 90 persen. “Pertamina paling kecil sendiri dari total lifting,” katanya.

Dia berpendapat, pemerintah saat ini ataupun pemerintah yang akan datang paling tidak mengucurkan dana Rp 300-400 triliun dari dana APBN untuk membangun infrastruktur secara masif dalam memenuhi kebutuhan pasokan gas yang lebih murah dan bersih. “Yang jadi kendala, belum ada infrastruktur yang masif untuk energi gas. Tata kelola niaga di bidang energi, seharusnya mampu membangun infrastruktur yang maju. Pakistan saja, tidak punya gas, tapi semua kendaraan menggunakan gas,” imbuhnya.

Sementara Iwa Garniwa, menuturkan kebijakan energi nasional harus menjangkau kebutuhan dalam beberapa dekade ke depan dan mempertimbangkan berbagai sumber energi. “Pengelolaan energi meliputi penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannnya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, rasional, optimal, dan terpadu,” katanya.

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Energi UGM, Dr. Deendarlianto, mengatakan kegiatan panel diskusi para ahli ini diarahkan untuk menghasilkan kajian mengenai tata kelola  pengelolaan enegi dalam rangka mendukung pencapaian kedaulatan energi nasional. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Langkah UGM Mewujudkan Green Campus berbasis Energi Surya

    Friday,25 June 2021 - 15:35
  • Berlakukan KIK, UGM Jadi Kawasan Bagi Pejalan Kaki dan Pesepeda

    Tuesday,15 June 2010 - 7:15
  • Pemerintah Diminta Dorong Pengembangan Kendaran Listrik

    Friday,30 August 2019 - 14:38
  • Kendaraan Listrik, Peluang Bisnis Masa Depan

    Tuesday,14 December 2021 - 17:24
  • Indonesia Butuh Pemimpin Yang Konsisten

    Thursday,28 November 2013 - 8:38

Rilis Berita

  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti
  • Pengamat UGM: Penting, Energi Murah dan Topang Ekonomi Berkelanjutan 29 March 2023
    Dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Presiden Joko Wid
    Agung
  • UGM Rintis Pembentukan Unit Layanan Disabilitas 29 March 2023
    UGM merintis pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan layanan dan fasilitasi b
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual