• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Minim Akses Pengusaha Mikro Pada Perbankan

Minim Akses Pengusaha Mikro Pada Perbankan

  • 22 Januari 2014, 13:51 WIB
  • Oleh: Agung
  • 3606
Minim Akses Pengusaha Mikro Pada Perbankan

Akses finance menjadi masalah cukup mengganggu kelangsungan bisnis yang menyangkut para pengusaha mikro. Survei yang dilakukan di tahun 2011 menunjukkan kurang dari 20 persen masyarakat Indonesia yang memiliki akses ke bank untuk kredit. Menurut Abdul Jabir Uksim, keterpurukan ekonomi negara-negara berkembang lebih disebabkan ketidakmampuan dalam menumbuhkan lembaga permodalan yang khas untuk usaha mikro. Padahal berdasarkan data koperasi dan Surat Ijin Usaha dan Perdagangan di tahun 2013, pegiat ekonomi mikro di Indonesia mencapai 98,78 persen dengan omzet 300 juta pertahun atau 25 juta perbulan.

"Permodalannya dari mana, mereka bisa berkembang seperti apa, bila dibiarkan seperti itu akan terus menerus pada posisi mikro dan kecil, kapan terus ke menengah atau apa. Inilah yang menjadi keprihatinan," ujar Ketua Umum Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil dalam Seminar Ekonomika Kerakyatan bertema Membangun Ekonomi Menuju Desa Mandiri "Kredit Mikro Memajukan Ekonomi Rakyat" di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Selasa (21/1).

Pengusaha mikro, kata Abdul Jabir Uksim, perlu akses informasi, public services, administrasi birokrasi, input output market, teknologi, network, dan finance. Dari semua itu, finance menjadi hal yang paling penting karena yang lain akan berkembang sesuai dengan skala usaha yang dibutuhkan.

"Aspek finance inilah yang menyebabkan growth pertumbuhan, bisa memunculkan penyuluhan dan bimbingan untuk petani misalnya, dari on farm dan of farm-nya hingga memiliki nilai tambah yang terbesar," paparnya.

Abdul Jabir Uksim berpendapat untuk mempermudah akses terhadap lembaga keuangan, perlu dibentuk lembaga keuangan mikro. Agar memenuhi kebutuhan masyarakat, dalam masyarakat petani misalnya perlu dikumpulkan untuk dibentuk lembaga hukum mirip koperasi. Dengan semacam koperasi, inilah mereka mendapatkan pelatihan, sertifikasi dan channel pembiayaan.

"Kita punya tiga sumber akses pembiayaan awal melalui induk koperasi, amanah centura syariah, lembaga mikro finance. Tiga lembaga ini yang biasanya menginkubasi awal, yang nantinya akan memberikan capacity building, pelatihan-pelatihan, sistem pendampingan yang diharapkan bisa menjadikan mereka mandiri," ungkapnya.  

Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D, Wakil dekan Bidang Perencanaan dan Informasi FEB UGM mengungkapkan meski sudah berusaha keras, keterbatasan komunikasi dan faktor ego menjadikan semua yang dilakukan pengusaha mikro tidak sambung. Karena itu,, perlu inisiatif-inisiatif untuk memajukan diri, keluarga dan masyarakat.

"Marilah faktor-aktor ego yang menghambat kita kalahkan, yang lebih penting adalah bagaimana inisitif-inisiatif yang ada di masyarakat kita, petani, mikro bisnis supaya bisa bekerjasama dan guyub dalam membangun desa, kecamatan, kabupaten, bangun Jogja dan pada akhirnya membangun Indonesia", katanya.

Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat menambahkan kunci keberhasilan pembangunan nasional adalah pada pengelolaan keuangan. Orang membangun harus bekerja memperoleh pendapatan yang pada akhirnya menghidupi dirinya sendiri. "Bekerja untuk menabung, tabungan itu dikelola oleh lembaga keuangan dan sekian lama bangsa Indonesia terlena, bahwa pembangunan yang sesungguhnya itu dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat," pungkasnya. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Optimalisasi Peran KKMB Menuju Masyarakat Desa Mandiri

    Tuesday,11 November 2014 - 9:52
  • Filantropis Tahir Raih Doktor di UGM

    Friday,30 August 2019 - 12:46
  • Pendampingan Pelaku Usaha Mikro, FEB UGM Gandeng Danagung Group

    Saturday,13 December 2014 - 5:32
  • Ketersediaan Pangan Nasional Didominasi Pangan Impor

    Thursday,04 July 2013 - 16:33
  • UGM dan Bank Mandiri Kerja Sama Pelayanan Online Pembayaran Uang Kuliah

    Wednesday,12 May 2010 - 17:16

Rilis Berita

  • Masyarakat Lombok Utara Apresiasi KKN Kolaborasi UGM 28 January 2023
    Masyarakat memberikan apresiasi pelaksanaan KKN Kolaborasi yang dirintis oleh Universitas Gadjah
    Satria
  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung
  • Rektor UGM Paparkan Konsep HPU di Kampus UNRAM 27 January 2023
    Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), memaparkan konse
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual