Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI memberikan bantuan dana sebesar Rp 200 juta kepada mahasiswa UGM. Dana bantuan diberikan dalam bentuk kompetisi wirausaha muda.
Deputi Bidang pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI, Prakoso Budi Susetyo,S.E., M.M., mengatakan pemberian bantuan tersebut ditujukan untuk menstimulasi tumbuhnya wirausaha muda di Indonesia, salah satunya dari perguruan tinggi termasuk UGM. Pasalnya hingga saat ini kewirausahaan Indonesia masih lemah. Setidaknya baru 1,65 persen angkatan kerja yang menjadi wirausaha di Indonesia.
“Idealnya minimal 2 persen dari angkatan kerja adalah wirausahawan. Tapi saya yakin tahun ini bisa memenuhi 2 persen itu, karena kewirausahaan nasional sudah terlihat cukup bergema di masyarakat,” katanya, Senin (3/2) saat membuka seminar “Meningkatkan Pertumbuhan Pengusaha Muda Indonesia” di Auditorium Magister Manajemen UGM.
Prakoso menyebutkan untuk mekanisme pemberian bantuan dana kepada mahasiswa UGM diserahkan secara langsung kepada UGM. Pihaknya menyediakan dana Rp 200 juta yang akan diberikan kepada wirausaha mahasiswa UGM yang berhasil lolos seleksi.
“Untuk pelaksanaan seleksinya kita serahkan langsung ke UGM. Setiap usaha yang dinyatakan lolos akan diberikan bantuan dana maksimal sebesar Rp 25 juta yang disesuaikan dengan jenis usahanya,” urainya.
Guna meningkatkan pertumbuhan pengusaha muda di Indonesia, lanjut Prakoso, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI juga memberikan bantuan dana kepada wirausaha muda Indonesia yang dikompetisikan. Setidaknya sudah 8 kabupaten di wilayah Indonesia yang menerima bantuan tersebut.
Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno., M.Soc., Sc., menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi. Hanya saja pertumbuhan ekonomi saat ini masih bertumpu pada sumber daya alam. Sementara kegiatan kreatif ekonomi belum banyak disentuh.
“Persoalannya pertumbuhan ekonomi kita lebih pada natural resource, kreatif ekonomi juga harus didorong. Jangan hanya puas sebagai konsumen saja, tetapi menjadi produsen juga harus ditingkatkan lagi. Indonesia tidak hanya sebagai big market saja, tetapi kedepan harapannya bisa menjadi big produsen yang bisa menggerakan perekonomian dunia,” urainya.
Demikian halnya dengan tenaga kerja, Pratikno mengatakan bahwa orientasi masyarakat Indonesia saat ini masih sebagai pencari lapangan kerja. Sementara orientasi untuk menciptakan lapangan kerja dengan menjadi wirausaha masih sangat rendah.
“Di Amerika Serikat jumlah wirausaha telah mencapai angka 10 persen dari total angkatan kerja, sementara Singapura mencapai 4 persen, dan Malaysia 3 persen. Sedangkan di Indonesia sendiri masih kurang dari 2 persen,” katanya.
Untuk itu UGM terus berupaya mendorong mahasiswa untuk melakukan inovasi dan menumbuhkan industri kreatif. Salah satunya diwujudkan dengan memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan jiwa wirausaha melalui Center of Enterpreneurship Development (CED) UGM. Selain itu melalui Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi (PUI), UGM berusaha melakukan inkubasi terhadap produk-produk riset dosen dan menjalin kerjasama dengan industri agar hasilnya sampai dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. “UGM konsen untuk mengembangkan kewirausahan di tingkat mahasiswa,” tegasnya.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X yang diwakili oleh Plt. Kepala Dinas Pariwisata DIY, Didi Purwadi, MEC., menuturkan bahwa jumlah pencari kerja di Indonesia mengalami peningkatan yang tinggi. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang memadahi. Misalnya saja saat pelaksanaan tes CPNS 2013 lalu provinsi DIY membuka 120 formasi PNS. Sementara jumlah pendaftar mencapai kisaran 19 ribu orang. Dengan kata lain, untuk 1 formasi diperebutkan oleh 159 orang.
“Kondisi yang tidak seimbang antara peningkatan kerja dengan kesempatan kerja ini tentunya akan berujung pada pengangguran,” jelasnya.
Lebih lanjut Sultan mengatakan perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan yang bertugas melahirkan tenaga ahli dan profesional hingga saat ini belum dapat menjamin lulusannya untuk tidak menjadi pengangguran. Tidak sedikit lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap dunia kerja dan menjadi pengangguran. Oleh sebab itu, ia berharap perguruan tinggi turut berkontribusi untuk mengenalkan kewirausahaan kepad mahasiswa.
“Pengenalan kewirausahaan ini diharapkan bisa menumbuhkan banyak wirausaha muda mahasiswa yang dapat membuka dan menciptakan lapangan kerja sehingga tidak lagi tergantung terhadap perusahaan maupun pemerintah,” tuturnya.
Presiden Direktur IBM Indonesia, Suryo Suwignjo mengatakan IBM sebagai pihak swasta turut terpanggil untuk berkontribusi terhadap upaya peningkatan pertumbuhan pengusaha muda di Indonesia. Bersama dengan UGM, Asosiasi Bisnis AS-ASEAN, BAPPEDA Yogyakarta, Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPTA), dan Dinas Pariwisata Yogyakarta, IBM akan membantu lembaga-lembaga pemerintah daerah menungkatkan kecakapan di bidang teknologi, manajemen, peneilitain, dan pemasaran.
“Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan para pengusaha muda dalam menciptakan iklim perekenomian yang sehat dan meningkatkan daya saing global Indoensia,” katanya. Dalam kesempatan itu turut dilakukan penandatanganan kerjasama penyerahan 5 unit kidsmart computer dari IBM Indonesia kepada Perpustakaan Umum DIY. (Humas UGM/Ika)