YOGYAKARTA – Dampak erupsi Gunungapi Kelud menghasilkan paparan abu vulkanik di hampir seluruh pulau Jawa. Tak terkecuali kampus UGM yang merasakan dampaknya. Sejak Jumat (14/2) lalu, aktivitas akademik kampus diliburkan. Bahkan pada Minggu (16/2), beberapa karyawan membersihkan jalan-jalan utama yang masih diselimuti debu setebal 1-2 cm.
Untuk membersihkan lingkungan kampus dari abu vulkanik, Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., mengajak seluruh mahasiswa, karyawan, dan dosen untuk bersama-sama membersihkan jalan utama kampus dari tutupan abu vulkanik. “Hari ini, seluruh mahasiswa, dosen, dan karyawan kita kerahkan untuk membantu membersihkan lingkungan kampus,” kata Pratikno, Senin (17/2).
Sehubungan dengan dampak letusan Gunung Kelud, kata Pratikno, kegiatan akademik dan perkantoran perlu dilakukan penyesuaian. Terkecuali bagi yang sedang membantu korban bencana. Rencananya pada Selasa, 18 Februari 2014, seluruh kegiatan perkantoran dan perkuliahan di UGM berlangsung seperti biasa.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., mengatakan persebaran abu vulkanik yang cukup tebal di lingkungan kampus berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan civitas akademika. Selain itu, dikhawatirkan akan menghambat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di lingkungan UGM.
Menurut Suratman dampak abu vulkanik cukup mengganggu terhadap akses jalan karena jarak pandang sangat terbatas. Oleh karena itu segera dibersihkan dengan cara disiram. Warga kampus juga tetap dihimbau memakai masker selama paparan abu vulkanik masih berlangsung. Sementara ini pembersihan aset vital kampus dari abu vulkanik dilakukan dengan water canon atau truk tangki air pembersihan di jalan-jalan utama. (Humas UGM/Gusti Grehenson)