Dosen Fakultas Psikologi UGM, Dra. Neila Ramdhani, M.Si., M.Ed., mengatakan kalangan dosen UGM mengakui penggunaan surat elektronik (email) berdampak bagi kelancaran pekerjaan. Dalam penggunaannya, terdapat beberapa faktor yang mampu mendorong upaya pemanfaatan tekonologi tersebut. Kata kuncinya adalah kemudahan. “Kemudahan penggunaan, kemudian akses, kemudahan diperoleh, dan kemudahan untuk dipelajari. Itu hal-hal yang sangat penting,” ujar Ketua Unit Informasi dan Pengembangan Teknologi Pembelajaran (UIPTB) Fakultas Psikologi UGM ini, Kamis (3/12).
Neila menyampaikan hal itu dalam ujian terbuka Program Doktor Fakultas Psikologi UGM. Perempuan kelahiran Prabumulih, 19 Februari 1961 ini mempertahankan desertasi berjudul “Model Teoretis Perilaku Penggunaan Surat Elektronik”, dengan promotor Prof. Djamaludin Ancok, Ph.D. dan ko-promotor Sugiyanto, Ph.D.
Dikatakan Neila bahwa kemudahan tersebut bercirikan teknologi yang bersahabat sehingga mudah digunakan. Kemudahan akses terletak pada kecanggihan teknologi internet yang memungkinkan kecepatan akses surat elektronik. Sementara itu, kemudahan diperoleh memberikan gambaran ketersediaan peralatan dan teknisi yang membantu pada saat-saat mengalami kesulitan.
Selanjutnya, kemudahan untuk dipelajari berupa pemberian penguasaan keterampilan penggunaan sistem agar dapat dengan mudah dipelajari. Dengan demikian, peningkatan aksesibilitas internet, baik dalam bentuk sistem yang mempunyai familiaritas dengan pengguna (user friendliness) maupun peningkatan kecepatan lebar pita (bandwidth) merupakan keharusan. “Karenanya, peningkatan kompetensi dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan perlu dilakukan untuk meningkatkan makna manfaat bagi sebuah teknologi,” jelas Neila.
Neila melakukan penelitian dengan melibatkan tiga ratus responden. Mereka adalah para dosen dari 18 fakultas yang dipilih secara random. Dari jumlah ini, 153 orang responden didatangi secara langsung dan diminta menjawab pertanyaan dan pernyataan yang tertulis dalam kuesioner yang dicetak. Sisanya, sejumlah 162 mengisi kuesioner melalui on-line.
Setelah melalui skrining kelengkapan respon dan data outliner, hanya 269 yang diikutkan dalam analisis. Responden penelitian cukup heterogen ditinjau dari frekuensi menggunakan surat elektronik. Dari 269 responden, 11 orang menyatakan tidak menggunakan surat elektronik selama tiga bulan terakhir. Sejumlah 258 responden secara rutin menggunakan surat elektronik setiap hari, bahkan 62 orang menyatakan selalu terhubung dengan internet untuk akses ke surat elektronik.
Dari hasil penelitian Neila, rendahnya peran ciri kepribadian ekstraversi dalam menentukan sikap terhadap penggunaan surat elektronik tampaknya berkaitan dengan pola komunikasi tatap muka yang berlaku umum di Indonesia. Dengan budaya yang berorientasi pada manusia (human orientation), komunikasi tatap muka memberikan kesan lebih menghargai, akrab, dan informal daripada komunikasi tertulis yang menimbulkan kesan formal dan kurang akrab, khususnya jika dilakukan antara atasan dan bawahan. (Humas UGM)