
Tim Relawan UGM Yogyakarta Peduli Bencana selesai melaksanakan kegiatan Layanan Kesehatan (Yankes) di Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi pada Rabu (19/02). Kegiatan ini merupakan kerjasama Tim Relawan UGM Yogyakarta Peduli Bencana, Pemerintah Kecamatan Cabangbungin, Puskesmas Kecamatan Cabangbungin, dan PMI Kabupaten Bekasi.
Anggota Tim Relawan UGM Yogyakarta Peduli Bencana ini sebagian besar terdiri dari Dokter Muda dari Fakultas Kedokteran UGM dan beberapa mahasiswa tingkat akhir dari Fakultas Filsafat, Geografi, Hukum, Ilmu Sosial dan Politik, Kehutanan, Pertanian, Teknik, dan Teknologi Pertanian. Kegiatan Yankes dilanjutkan di Kecamatan Muaragembong pada Kamis (20/02).
Mega Dharma Putra, salah satu mahasiswa UGM yang ikut terlibat mengatakan Yankes dimulai sejak jam 09.00 sampai 15.00 diikuti sebanyak 180 warga dari tiga RT dalam Dusun Cabangdua, Kecamatan Cabangbungin. Kegiatan Yankes meliputi tiga unit dengan tugas yang berbeda. Unit pertama menangani bagian pendaftaran warga yang ingin mengikuti kegiatan Yankes sekaligus melakukan pemeriksaan tekanan darah warga sebagai data awal pemeriksaan. Unit kedua merupakan Unit Konsultasi yang mana warga mendapatkan pemeriksaan lebih dalam terkait gangguan kesehatan yang dialami.
“Pada unit ini dokter akan memberikan diagnosis medis serta keterangan terapi yang dibutuhkan warga. Unit ketiga adalah Unit Farmasi yang mengurus pemberian obat untuk warga berdasarkan hasil diagnosis yang telah dilakukan sebelumnya,” ujar Mega Dharma menjelaskan.
Gangguan kesehatan yang umumnya dialami oleh warga, kata Mega Dharma, adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Hal ini disebabkan kondisi air tanah di sekitar Kecamatan Cabangbungin memiliki kandungan garam (salinitas) relatif lebih tinggi dari air tawar pada umumnya.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hal ini terjadi. Diantaranya adalah banjir rob yang terjadi di wilayah tersebut, pengambilan air tanah yang berlebihan sehingga memicu terjadinya intrusi air laut, dan akibat kejadian banjir yang melanda Kabupaten Bekasi yang terhubung dengan sumber air laut. “Hal ini tentu masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pastinya. Gangguan kesehatan lainnya yang juga dialami adalah gangguan kesehatan pada kulit yang dipicu oleh kondisi lingkungan pascabanjir,” papar Mega Dharma. (Humas UGM/Agung)